SANGATTA, Kompas.com - Tiga petani tambak di Dusun
Kenyamukan Desa Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur,
bergelut selama sekitar dua jam dengan seekor buaya berukuran dua meter
lebih dengan lebar sekitar sejengkal lebih, Sabtu (2/6/2012) siang.
Tiga
petani tambak yang mengaku nyaris menjadi korban keganasan Buaya Muara
dengan lebar gigi seperti mata bor dengan mulut sekitar hampir dua
jengkal itu, adalah Ammang (50), Muhammad Junaedi (30) dan Ismail (29).
"Buaya
yang kami tangkap ini ukurannya lebih kecil, panjangnya hanya dua meter
lebih namun sempat kewalahan juga hingga berjam-jam baru bisa
dilumpuhkan. Kami bertiga harus menangkap menggunakan tali dan cabang
kayu," kata Ismail.
Dikatakannya, ukuran mulut buaya yang
ditangkap itu hampir dua jengkal dan giginya sangat tajam dan runcing.
Mereka mengejar dan menangkap binatang tersebut, karena masuk tambak
untuk mencari ikan dan udang peliharaan.
Menurut Ismail, jika
tidak berhati-hati, mereka nyaris diterkam buaya satunya yang lebih
besar. Karena, katanya, saat mengejar buaya yang ditangkap, buaya
satunya mengikuti dan mengejar mereka hingga pinggir sungai sekitar
ujung tambak.
"Buaya yang ukuran lebih besar lepas dan masih
tetap berkeliaran di sekitar tambak, Sungai Kenyamukan dan rawa-rawa
sekitar tambak," ujarnya.
Sangatta sejak dulu memang dikenal
sebagai sarang Buaya Muara, khususnya di kawasan Kenyamukan. Itulah
sebabnya tambak milik warga petani setempat sering kedatangan buaya dan
menghabiskan ikan di dalamnya.
Saat ini buaya tersebut diikat dan
ditempatkan di sebuah kandang kayu berukuran 2,5 meter dengan lebar 50
cm di bagian belakang rumah Ismail.
"Buaya ini akan kami pelihara
saja untuk dijadikan tontonan warga jika ada yang berminat berkunjung,
bahkan langsung dipasangi sebuah tanda pengumuman dan tarif setiap
pengunjung," katanya.
Menurut Ammang, buaya ini akan dijadikan tontonan bagi pengunjung dengan tarif Rp 5.000 per orang setiap berkunjung.
"Kami
akan mencari lagi buaya lainnya agar supaya pengunjung lebih banyak
datang kalau jumlah buaya lebih banyak. Makanya tempatnya harus kami
perbaiki sehingga nantinya menjadi tujuan rekreasi warga Sangatta," ujar
Ammang yang dibenarkan Junaedi.
0 komentar:
Posting Komentar