Minggu, 26 September 2010

10 Mitos Bisnis Toko Online - Kesimpulan

Menjalankan sebuah bisnis toko online memang terkesan lebih murah untuk dimulai, tetapi setelah itu juga perlu biaya tambahan dan pengetahuan lain.
Walaupun total biaya yang dikeluarkan pada awalnya tidak sebesar yang diperlukan untuk mendirikan sebuah toko nyata, masih tetap diperlukan tingkat keseriusan yang sama.

Ini termasuk alokasi anggaran iklan, operasional, dan lain sebagainya, layaknya sebuah bisnis di dunia nyata.

Bila tidak mengerti benar langkah yang sepantasnya diambil, cobalah untuk bertanya atau meminta rekomendasi dari pelaku bisnis terdahulu.

Selamat mencoba dan semoga sukses!

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #10 Tidak Perlu Membuka Toko Nyata


10. Tidak Perlu Membuka Toko Nyata

Dari awal artikel ini, kita selalu membahas tentang toko online di dunia maya. Apakah kehadiran sebuah toko nyata masih dibutuhkan, atau setidaknya bermanfaat bagi bisnis Anda secara keseluruhan?

Jumlah pengguna internet di Indonesia telah tumbuh begitu pesat. Namun angka ini masih belum mencapai titik kritis. Akibatnya, sebuah bisnis tetap bisa berjalan hanya mengandalkan situs online.

Namun, faktor budaya masyarakat Indonesia yang cenderung masih tradisional membuat tuntutan untuk membuka toko nyata tetap masuk akal.

Dengan adanya kombinasi toko online dan toko nyata, diharapkan ini bisa menambah kepercayaan penjual untuk melakukan transaksi secara online. Setidaknya, penjual bisa mendirikan toko nyata bagi pengunjung lokal, tapi tetap mampu melayani pelanggan dengan cakupan yang jauh lebih luas via toko online.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #9 Sedikit Spam Itu Wajar


9. Sedikit Spam Itu Wajar

Kadang karena putus asa untuk mencari pelanggan, pemilik toko online tidak sungkan melakukan spamming.

Betul! Spamming merupakan satu tingkah laku paling menyebalkan di dunia maya. Beberapa penyebar spam cenderung bersikap masa bodoh dan menganggap spam itu wajar, dengan alasan "hanya numpang lewat, andai saja berminat".

Secara teori, segala bentuk pengiriman informasi secara elektronis tanpa persetujuan penerima berita, bisa dianggap spam. Yang dirisaukan bukan hanya tingkah laku yang tidak benar ini, tapi juga kemungkinan rusaknya citra bisnis online yang baru mulai dibangun.

Tolong, jangan lakukan spam!

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #8 Tidak Perlu Bayar Iklan Ekstra


8. Tidak Perlu Bayar Iklan Ekstra

Pada dasarnya, sebuah toko online tidak tampak di mata. Jadi kehadirannya tidak bisa dirasakan oleh indera kita secara langsung (tanpa bantuan perangkat komputer dan layanan internet).

Perbedaan ini juga pada gilirannya akan menambah pekerjaan rumah kita karena kita harus lebih giat mempromosikannya. Konsep toko online yang tadinya bersifat murah, kini mulai dijejali dengan biaya-biaya, termasuk biaya pemasaran dan iklan ekstra.

Beberapa toko online sangat mengandalkan Google sebagai sumber untuk meningkatkan pengunjung, sebagian dengan cara menata dan mengakali kata kunci. Ini membutuhkan keahlian yang perlu dipelajari.

Nah, kita dihadapkan lagi dengan pertanyaan sebelumnya, yaitu apakah akan mengerjakan ini sendiri atau menyewa jasa profesional? Apakah sumbangan Google sudah cukup memuaskan?

Selain SEO, trik pemasaran terpopuler kedua adalah "word of mouth". Ini dilatarbelakangi oleh alasan gratis, bukan karena faktor efisiensi.

Perlu diingat bahwa aktivitas marketing tidak hanya berupa omongan dari mulut ke mulut, tapi juga berupa banyak strategi lain. Bahkan pemasangan iklan berbayar di Google atau Facebook bisa mempercepat proses "word of mouth" nantinya. Bukankah sebuah produk harus diperlihatkan dahulu, baru pantas dibicarakan?

Kesalahan yang umum dilakukan bukan terletak pada pemilihan strategi, tapi karena tidak adanya upaya untuk mengimbangi aktivitas yang satu dengan kampanye lain yang kiranya bisa mempercepat proses viral.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #7 Wordpress untuk Segalanya


7. Wordpress untuk Segalanya

Wordpress awalnya lahir sebagai sebuah blogging platform yang sangat mudah digunakan.

Dengan perkembangannya yang pesat, dan dukungan komunitas yang kuat, banyak pilihan plugin yang membuat CMS ini semakin populer. Bahkan beberapa plugin bisa menjadikan Wordpress sebagai online catalogue, lengkap dengan aneka feature dasar lainnya, seperti Search Engine Optimization.

Perlu juga diketahui bahwa masalah pembayaran online merupakan suatu ganjalan terberat dalam industri e-commerce Indonesia. Tanpa layanan pembayaran secara elektronis, transaksi online tidak akan berjalan mulus dan toko online tidaklah pantas disebut sebagai toko online, melainkan hanyalah sebuah katalog elektronik.

Selain masalah transaksi, solusi e-commerce yang tepat sudah seharusnya bisa memantau stok, mengatur neraca secara real-time, sekaligus menampilkan beberapa feature otomatis yang sangat memudahkan pengoperasian sebuah toko online. Tanpa feature tersebut, solusi ini masih jauh dari optimal.

Pilihlah plugin yang benar, mengakomodasi kebutuhan bisnis Anda sekarang, dan memiliki fleksibilitas untuk berkembang di masa depan.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #6 Gunakan Solusi Open Source Siap Pakai


6. Gunakan Solusi Open Source Siap Pakai

Aplikasi open source semakin marak akhir-akhir ini, berkat dukungan komunitas yang begitu kuat.

Konsep open source bisa diibaratkan sebagai peranti lunak yang dibangun bersamaan oleh komunitas dan pada umumnya tidak memungut biaya pemakaian, walaupun untuk keperluan komersial.

Untuk kebutuhan toko online, banyak solusi open source yang ditawarkan. Mulai dari operating system server hingga aplikasi toko online. Janganlah ragu akan kualitasnya walaupun aplikasi open source umumnya gratis.

Pada dasarnya, solusi open source merupakan pilihan tepat untuk menangani kebutuhan umumnya. Namun kadang kala, karena tuntutan jenis produk, solusi siap pakai tidak bisa langsung digunakan tanpa melalui penyesuaian.

Perlu diketahui, memakai solusi yang telah siap pakai juga mengakibatkan berkurangnya kebebasan atau fleksibilitas di kemudian hari. Oleh karena itu, jangan asal memilih solusi tiap pakai, tanpa memikirkan exit strategy.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #5 Saya Tidak Butuh Seorang Designer


5. Saya Tidak Butuh Seorang Designer

Hal teknis kadang cenderung lebih penting, daripada urusan desain. Bila sebuah situs tidak bisa diakses karena masalah teknis, sudah pasti situs itu gagal memenuhi fungsinya. Sementara peranan desain masih dipandang sebelah mata, karena kegagalan dalam tampilan tidak terasa langsung imbasnya.

Dasar pemikiran ini membuat peranan seorang designer web toko online menjadi terabaikan. Bahkan banyak developer yang cenderung merangkap sebagai seorang designer dengan membangun toko online dari awal.

Padahal, tampilan situs tidak untuk dianggap remeh, karena yang dilihat pengunjung dari awal sampai akhir bukanlah kode-kode programming. Sebaliknya, urusan desain juga cenderung mengundang penilaian yang subyektif. Jadi programmer atau designer macam apa yang bagus, atau memenuhi kebutuhan pengguna?

Gampangnya, cobalah untuk menilai sebuah tampilan situs toko online Anda dari sisi penyajian informasi yang jelas dan kenyamanan dalam penggunaan, bukan semata-mata dari segi artistik.

Karena itu, coba tanyalah pada diri sendiri dan beberapa orang teman, apakah situs yang dibuat sudah cukup memudahkan mereka mencari barang yang diinginkan.

Seorang designer andal akan berangkat dari suatu masalah dan berusaha menyajikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Ini berbeda dengan seorang artis yang cenderung susah ditebak dan lebih mementingkan nilai seni suatu karya.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #4 Semua Bisa Dikerjakan Sendiri


4. Semua Bisa Dikerjakan Sendiri

Untuk membangun sebuah toko online yang sempurna, diperlukan banyak keahlian dan pengalaman, mulai dari pemahaman teknologi, penerapan desain, dan perhatian terhadap faktor keamanan.

Ini belum termasuk keahlian bisnis lainnya, seperti strategi pemasaran, pembukuan dan keuangan, serta tenaga kerja. Karena itu, tidak ada manusia super yang bisa dan ahli dalam semua hal.

Pada kenyataannya, karena keterbatasan biaya (sehingga biaya toko online kerap disebut "murah" seperti poin nomor satu), banyak orang cenderung untuk mencari tahu dan melakukan semua pernak-pernik persiapan toko online sendiri, dari awal sampai akhir.

Jadi, mereka hebat dalam mempersiapkan toko online, namun telah menghabiskan waktu yang sangat berharga untuk belajar programming, web design, menyiapkan server, dan sebagainya. Bukankah waktu seharusnya digunakan untuk menjalankan bisnis?

Untuk mengatasi masalah ini, biasanya pemilik toko online bisa menyewa seorang konsultan atau profesional yang telah berpengalaman. Tentunya ada biaya yang harus dikeluarkan (biasanya bertarif premium) khususnya jika pemilik toko menginginkan hasil yang memuaskan.

Salah satu solusi ekonomis adalah menggunakan aplikasi siap pakai, seperti toko online siap pakai dengan pilihan template desain yang menawan. Dengan nama domain yang sudah menjadi milik Anda sepenuhnya, Anda bebas berpindah layanan atau solusi, tanpa mengorbankan nama bisnis.

Tampilan atau mesin boleh berganti, namun pelanggan tetap menggunakan nama domain yang sama sebagai referensi tetap.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #3 Cukup di Facebook Saja


3. Cukup di Facebook Saja

Banyak pengguna internet Indonesia yang bergabung di situs pertemanan seperti Facebook. Hal ini akan menarik minat pemilik toko online untuk memasarkan barangnya di Facebook.

Sebenarnya pemikiran dan strategi ini normal saja. Tapi, sangat disayangkan, banyak pemilik toko online tidak lagi peduli untuk membangun situs toko online-nya.

Alasannya beragam. Selain menghemat biaya, pemilik toko online beralasan untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja yang akan menangani setiap situs.

Alasan ini mungkin masih tampak masuk akal dalam jangka pendek. Namun, bila bisnis sudah mulai berkembang, hal sepele ini malah akan menguras tenaga.

Selain itu, juga perlu diketahui bahwa Facebook sebagai sebuah situs pertemanan sosial, tidak seharusnya digunakan untuk berjualan.

Memang ada layanan Facebook Fan Page yang bisa digunakan. Namun layanan ini tidak sepenuhnya dirancang untuk bertransaksi, termasuk menangani proses pembayaran, menempatkan order, memantau stok, ataupun memberitahu bahwa barang telah dikirim.

Selain itu, nama domain yang digunakan juga masih merupakan bagian dari Facebook. Ini tentu saja bukan berada di bawah kuasa pemlik toko online.

Cukup dengan sedikit perubahan kebijakan dari Facebook, bisnis yang Anda rintis dari nol bisa hancur dalam waktu singkat. Jadi secara tidak langsung, bisnis Anda sudah di ujung tanduk.

Belum lagi risiko keamanan yang akhir-akhir ini sering terjadi, yaitu akun Facebook yang diambil alih oleh orang lain. Sebabnya bisa karena kelengahan pemilik akun, atau pun tingkat keamanan situs Facebook yang dipertanyakan.

Sebuah toko online yang dirancang dengan benar, sudah seharusnya menghemat waktu dan tenaga karena dilengkapi dengan feature pemantauan stok dan neraca keuangan.

Banyak penjual di Facebook yang bisnisnya mulai ramai, kini mulai menggunakan SMS untuk memberitakan pengiriman barang. Juga masih banyak aktivitas lainnya yang seharusnya bisa berjalan otomatis. Namun, karena tidak menggunakan landasan yang tepat, di kemudian hari, aktivitas ini malah memperlambat kinerja perusahaan.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #2 Mulai Saja dengan Domain Gratis



2. Mulai Saja dengan Domain Gratis

Banyak yang berpikir domain gratis bisa dijadikan alternatif untuk menghemat biaya. Tapi percayalah, bila Anda tidak mampu membeli domain dengan harga 100 ribu per tahun, janganlah memulai sebuah bisnis, apalagi toko online.

Jangan meremehkan sebuah nama domain, karena ini merupakan mata rantai paling utama yang menggabungkan semua elemen bisnis online Anda, mulai dari nama, alamat, merek, citra perusahaan, atau alamat e-mail. Keseragaman dari keseluruhan elemen tersebut akan membentuk citra tersendiri, dan mempermudah pelanggan untuk berkomunikasi dengan Anda.

Selain itu, domain gratis biasanya juga memiliki beberapa kelemahan. Misalnya tampilan iklan di halaman situs Anda. Ini bukan hanya mengganggu, tapi juga akan "merusak" citra perusahaan (mengesankan "kurang mampu").

Belum lagi domain gratis yang juga sering disalahgunakan oleh spam bot, untuk menyebarluaskan konten yang tidak sesuai aturan. Akibatnya, domain Anda bisa dianggap sebagai salah satu bagian dari para spammer dan akan diperlakukan dengan tidak seharusnya.

Karena itu, pastikan bahwa nama domain telah terdaftar dengan nama Anda pribadi, atau nama perusahaan.

Untuk urusan administrasi dan teknis, biasanya penyedia layanan domain registrar bisa membuatkan sub-account. Ini akan memperbolehkan tim atau staf Anda mengutak-atik domain settings, tanpa mengambil alih kepemilikan. Apabila domain sudah di tangan, pemilik bisa saja berpindah dari layanan satu ke lainnya, tanpa ada kekangan.

10 Mitos Bisnis Toko Online


Statistik terakhir di bulan September 2009 telah memperkirakan jumlah pengguna Indonesia sebanyak sekitar 30 - 35 juta pengguna.

Angka ini meyakinkan pelaku bisnis internet akan peluang yang cerah di masa mendatang.

Mengingat angka tersebut hanya mewakili kurang lebih 13 persen dari angka populasi, potensi pertumbuhan masih sangat terbuka lebar.

Melihat apa yang telah terjadi di belahan barat bumi ini, cukup untuk menggambarkan, sekaligus menjanjikan berbagai macam peluang yang bisa terjadi dengan media digital ini.

Tidak heran dalam 2 tahun terakhir mulai banyak bermunculan situs-situs lokal, baik swasta atau BUMN, yang mulai menyasar sektor perdagangan maya (e-commerce).

Peluang ini juga tidak dilewatkan oleh para pengusaha kecil dan menengah (UKM) untuk mulai mengadopsi media internet sebagai kanal pemasaran, atau bahkan media utama dalam menjalankan bisnisnya.

Di sela maraknya kabar gembira akan peluang usaha lewat internet, mulai tumbuh mitos atau asumsi baru yang sering disalahartikan. Berikut ini adalah beberapa mitos atau anggapan tentang bisnis online yang kiranya kurang pas atau sering disalahpahami.



1. Bisnis Online itu Murah

Asumsi yang paling difavoritkan orang adalah anggapan bahwa memulai sebuah bisnis online itu murah, alias tidak memerlukan biaya yang banyak.

Anggapan ini tidak salah, meskipun juga tidak benar seluruhnya. Untuk memulai sebuah toko onlinememang tidak diperlukan biaya sebesar menyewa stan di mal mewah di pusat kota. Maka biaya yang dikeluarkan tidak seharusnya sebesar bisnis toko nyata.

Namun, menjalankan sebuah toko online, layaknya sebuah bisnis pada umumnya, tidaklah jauh berbeda.

Untuk mencapai suatu kesuksesan, bisnis online masih melibatkan faktor-faktor umum, seperti modal usaha, biaya operasional, strategi pemasaran, dan banyak lagi. Tentunya ini menuntut biaya yang lumayan, tergantung gebrakan yang akan dilakukan.

Selain itu, dalam bisnis online, Anda juga akan berurusan dengan dunia teknologi.

Anda patut bersyukur bila Anda mengerti semua seluk beluk Internet dan cara kerjanya, termasuk cara-cara untuk memulai dan merawat sebuah toko online. Untuk memahaminya, mungkin bisa dilakukan dengan mencari informasi atau konsultasi sebanyak mungkin.

Namun, apakah Anda bisa melakukan semuanya dari awal sampai akhir? Suatu saat juga diperlukan satu orang yang ditugasi khusus untuk mengawasi kinerja toko online ini. Ini adalah satu tenaga kerja yang tidak dibutuhkan di toko nyata.

Intinya, biaya yang dikeluarkan sangatlah relatif, sesuai dengan kebutuhan Anda.

Apabila Anda puas dengan tampilan toko minimal, untuk menjual 10 item per hari, dengan biaya yang cukup untuk sekadar menutupi biaya operasional, tentu saja tidak diperlukan banyak biaya. Namun, bila Anda berusaha mencapai sebuah bisnis sukses dengan omset miliaran rupiah per bulan, janganlah menganggap remeh faktor biaya.

10 Mitos Bisnis Toko Online - Mitos #2 Mulai Saja dengan Domain Gratis

Muslim Amerika Sudah Ada Sebelum 11 September


“Kanker” kebencian anti-Muslim yang menjangkiti AS sangatlah ganas, membuat identitas “Amerika” dan “Muslim” saling bertentangan

Hidayatullah.com--Saya tinggal di Harlem, di sebuah jalan terdapat tiga gereja dan sebuah masjid berada. Masjid ini bersebelahan dengan salah satu gereja. Ketika para jamaah lelaki berbaur di trotoar, siapa yang baru dari gereja dan siapa yang baru dari masjid, tidak bisa dibedakan. Hanya kerudung yang dikenakan sebagian para perempuan yang bisa membuat Anda tahu siapa yang baru saja dari masjid atau gereja.

Muslim Amerika tidak ditemukan pada 11 September 2001. Sejarah mereka di New York, dan juga di seluruh Amerika, jauh mendahului peristiwa itu. Kedatangan Muslim di Amerika yang paling awal bersamaan dengan datangnya kapal-kapal budak yang melintasi Atlantik.

Namun, “kanker” kebencian anti-Muslim yang menjangkiti seantero Amerika Serikat dewasa ini sangatlah ganas, sampai-sampai membuat identitas “Amerika” dan “Muslim” saling bertentangan. Hanya dalam sepekan, seorang pengemudi taksi ditikam di New York oleh seorang penumpang yang bertanya, apakah ia Muslim; seorang yang mabuk memaksa masuk ke sebuah masjid di New York dan mengencingi karpetnya; sebuah batu bata dilemparkan ke sebuah pusat kegiatan Islam di Madera, California; dan kebakaran di suatu bangunan masjid di Tennessee sedang diinvestigasi oleh FBI.

“Apa yang akan terjadi pada saya, ibu, saudari ipar, dan semua perempuan di Amerika yang mengenakan jilbab, dan tak perlu ditanya lagi apakah mereka benar Muslim?” tanya saudari saya, Nora, seorang mahasiswa pascasarjana.

Ini tidak hanya soal Park51, sebuah pusat kegiatan Islam dan masjid di pinggiran Manhattan, yang berjarak dua blok dari Ground Zero. Setidaknya ada empat rencana pembangunan masjid yang lain di Amerika, yang bermil-mil jauhnya dari “tanah keramat” itu, tengah menghadapi penentangan anti-Muslim.

Sebagian orang mencoba menyalahkan Imam Feisal Abdul Rauf, pemimpin Park51, lantaran memancing perasaan yang masih terluka akibat 11 September. Tapi menggambarkannya sebagai imam masjid yang mengail di air keruh cuma akan memperlihatkan amnesia tak termaafkan, di mana sebutan “Muslim” dibuat sebagai suatu hinaan di negara ini.

Meski Presiden George W. Bush muncul di sebuah masjid setelah peristiwa 11 September untuk menunjukkan bahwa ia tidak menganggap semua Muslim bertanggung jawab, toh pemerintahannya terus saja menunjukkan yang sebaliknya: pengadilan militer untuk orang-orang sipil, penjara-penjara rahasia, penahanan ratusan Muslim tanpa dakwaan, penyiksaan dan interogasi kasar para tahanan, serta invasi atas dua negara mayoritas Muslim.

Ketika kalangan Partai Republik “menuding” Presiden Barack Obama sebagai Muslim dalam kampanye presiden 2008, kalangan Partai Demokrat juga tidak sekali pun mengatakan, “Terus kenapa?”

Seseorang yang pernah menjadi penasihat strategi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, menyarankannya agar mengekspos kelemahan Obama pada 2007 ketika berkampanye untuk pemilihan kandidat presiden – dengan menggambarkan Obama terlalu asing dan eksotik untuk memimpin Amerika dalam situasi perang. Ia tidak menghiraukan nasihat itu, tapi tetap saja dalam kampanyenya menyebarkan foto-foto Obama yang mengenakan busana tradisional Somalia.

Kejadian-kejadian itu, juga yang lainnya, adalah langkah-langkah meniti tangga sikap fanatik yang sekarang dilakukan melalui pesona para tokoh politik. Ketika mantan kandidat Wakil Presiden sekaligus mantan Gubernur (Sarah Palin), mantan Ketua Parlemen (Newt Gingrich), dan sejumlah anggota parlemen menjajakan gambaran Muslim yang paling seram, tidak sulit untuk mengerti kenapa muncul kekerasan yang semakin kencang belakangan ini.

Saya tidak lupa aksi-aksi kekerasan atau upaya terorisme oleh orang-orang Muslim Amerika tahun lalu. Komunitas Muslim Amerika tidak mendiamkan ini. Mereka mengeluarkan sejumlah kecaman tapi juga menolak dianggap bersalah hanya karena seagama.

Dan kami menolak untuk cari aman. Kami tidak akan membiarkan orang-orang fanatik merusak tatanan Amerika. Orang-orang Muslim yang berbaur di luar masjid di tempat saya adalah miniatur Amerika. Kami memilih dalam pemilu – dan suara kami berarti, khususnya di negara-negara-bagian yang sulit diprediksi siapa pemenangnya. Pengemudi taksi yang ditikam di New York adalah satu dari ribuan Muslim yang merupakan 50 persen sopir taksi di New York City.

Orang-orang Muslim menjadi guru, komedian, dan bahkan Ratu Kecantikan Amerika sekarang, Rima Fakih. Dan kami adalah juga para dokter Amerika. Saya dan ipar saya, yang juga seorang dokter, tengah menyaksikan salah satu sinetron bertema kedokteran ketika ia menceritakan kepada saya sebuah kisah yang dengan apik merangkum semua fakta di atas: “Belum lama ini saya mengurus persalinan dengan disaksikan oleh ayah dari sang bayi lewat kamera Skype. Dia seorang prajurit di Afghanistan. Saya pun berpikir, nah inilah saya: seorang dokter Muslimah berjilbab yang mengurus kelahiran seorang bayi yang ayahnya seorang tentara Amerika di Afghanistan, sebuah negara Muslim.”

Ditulis Mona Eltahawy, seorang komentator dan jurnalis terkemuka yang tinggal di New York, sekaligus seorang dosen internasional tentang isu-isu Arab dan Muslim. [diambil dari Kantor Berita Common Ground]

Satu dari 5 Gay di Kota-Kota Amerika Mengidap HIV


Penelitian menemukan jika 28 persen pria gay kulit hitam terinfeksi HIV, sedangkan pria Hispanik 18 persen dan pria kulit putih 16 persen

Hidayatullah.com--Hampir satu dari 5 pria gay dan biseksual di 21 kota besar di Amerika terinfeksi HIV, dan hampir setengah dari mereka tidak mengetahuinya, ujar petugas kesehatan Amerika menyataknnya pada hari Kamis.

Pria muda, khusunya pria muda dari golongan kulit hitam, sedikit yang menyadari jika mereka terinfeksi HIV, menurut penelitian dari the U.S. Centers for Disease Control and Prevention.

"Kita harus membangkitkan kembali respon kita mengenai pencegahan HIV di kalangan pria gay dan biseksual,” ujar Dr Jonathan Mermin, Direktur dari divisi pencegahan HIV/AIDS CDC, dalam wawancara melalui telepon.

"Kita tidak dapat membiarkan HIV melanjutkan penyebaran virusnya dengan efektif diantara pria gay dan biseksual, khusunya diantara pria kulit hitam.”

Komentar Mermin dalam menyuarakan kebijakan mengenai AIDS dibahas di Gedung Putih di bulan Juli yang meminta Negara bagian dan federal agar menemukan cara untuk memutus penyebaran HIV yang baru sekitar 25 persen.

Peneliti di CDC menemukan jika 8,153 pria di 21 kota di Amerika melakukan hubungan seksual dengan pria. Para pria yang mengambil bagian dalam National HIV Behavioral Surveillance System tahun 2008, terlihat terbiasa dan peduli akan human immunodeficiency virus atau HIV, yang menyebabkan AIDS.

Secara keseluruhan, mereka menemukan sekitar 19 persen pria gay terinfeksi HIV.

Penelitian menemukan jika 28 persen pria gay kulit hitam terinfeksi HIV, sedangkan pria Hispanik 18 persen dan pria kulit putih 16 persen.

Pria kulit hitam dalam penelitian ini juga kurang menyadari akan virus yang menginfeksi mereka sekitar 59 persen pria kulit hitam tidak menyadari adanya infeksi sedangkan dari golongan Hispanik sekitar 46 persen yang tidak menyadari adanya infeksi dan sekitar 26 persen pria kulit putih tidak menyadari adanya infeksi HIV.

Usia juga memegang peranan. Sekitar 63 persen pria berusia sekitar 18 hingga 29 tahun tidak mengetahui mereka terserang HIV, sedangkan pria berusia 30 tahun ke atas hanya sekitar 37 persen yang tidak menyadari adanya infeksi HIV, hal ini dilaporkan tim dalam laporan mingguan CDC mengenai kematian dan penyakit.

CDC merekomendasikan jika pria gay dan biseksual dari semua usia mendapat tes HIV setiap tahunnya, dan pria dengan resiko terinfeksi paling tinggi yang memiliki banyak partner seks atau menggunakan narkoba selama melakukan hubungan seksual, harus melakukan tes setiap tiga hingga enam bulan.

"Data baru yang mengejutkan ini membuktikan jika usaha pencegahan untuk pria gay tidak memadai yang menyebabkan pertumbuhan wabah penyakit ini yang skalanya terus meningkat,” ujar Carl Schmid dari Institut AIDS.

"Besarnya efek HIV di komunitas gay bukanlah hal baru. Yang terlupakan adalah respon yang sesuai dari pemerintah kita di tingkat federal, Negara bagian dan level lokal serta komunitas gay itu sendiri,” ujarnya.

Mermin mengatakan sejumlah penelitian menunjukkan jika kurangnya urgensi dan ketakutan terkait dengan infeksi HIV di masa lalu, yang menyebabkan keefektifan pengobatan AIDS.

Walaupun tidak menyembuhkan, penggunaan obat dapat menjaga pasien tetap sehat dan dapat mengurangi resiko mereka akan tertular dari orang lain. Perusahaan yang meracik obat HIV termasuk Gilead Sciences Inc, Bristol-Myers dan Abbott Labs. [reuters/cam/hidayatullah.com]

"Trauma" Gina Ikut Militer Amerika


Gejala PSTD pada anjing sama seperti yang dialami tentara AS usai pulang dari medan perang, inilah yang dialami Gina

Hidayatullah.com—"Kalau anjing bisa ngomong, mungkin dia tak akan bohong" bahwa perang yang dilakoni pasukan Amerika di luar negeri memang sangat berat. Tak heran banyak tentara Paman Sam yang menderita post-traumatic stress disorder (PSTD), termasuk prajurit anjing meski hanya bisa teriak "guk-guk."

Gina adalah seekor anjing gembala Jerman berusia 2 tahun yang riang, ketika untuk pertama kalinya dikirim ke Iraq sebagai seekor anjing militer yang sangat terlatih dalam mengendus bom dari pintu ke pintu. Menyaksikan segala macam ledakan bersuara keras merupakan bagian tak terpisahkan dari tugasnya.

Sekembalinya dari tugas di medan tempur, anjing betina asal Colorado ini menjadi sering berdiam jongkok sambil ketakutan. Ketika pengasuhnya mengajak masuk ke sebuah gedung, maka dia akan mengendus-endus kakinya dan menolak. Kalaupun akhirnya bisa dibawa masuk ke dalam, maka dia akan menyembunyikan ekor di bawah badannya, lalu membenamkan diri di lantai. Biasanya dia akan bersembunyi di bawah furnitur atau di pojok ruangan guna menghindari orang di sekitarnya.

Seorang dokter hewan militer mendiagnosa Gina menderita post-traumatic stress disorder--sebuah kondisi yang menurut banyak pakar juga bisa terjadi pada anjing, sebagaimana yang dialami manusia.

"Dia menunjukkan semua gejalanya dan dia memiliki semua tandanya," ujar Eric Haynes, seorang sersan kepala yang bertugas sebagai kepala kandang di Pangkalan Udara Peterson.

"Dia takut pada semua orang, dan jelas sekali ada sebuah kondisi yang menyebabkannya berlaku seperti itu."

Setahun kemudian, Gina mulai menjalani perawatan. Jalan-jalan rutin, bertemu dengan orang-orang yang ramah dan kembali diperkenalkan dengan kehidupan militer yang sibuk, perlahan memulihkan kondisinya.

Haynes menyebut kemajuan yang ditunjukkan Gina "luar biasa."

"Cukup menakjubkan, sebenarnya," tambah Mellinda Miller, sersan wanita yang menjadi rekan kerja Gina sejak bulan Mei 2010.

"Dia membuat saya kelihatan cukup baik," puji Miller atas rekan anjingnya.

Para prajurit AS baik pria maupun wanita yang mengalami PSTD sepulang dari Iraq atau Afghanistan terdokumentasi dengan baik, namun PSTD di kalangan prajurit anjing tidak ada catatan yang jelas. Sebagian dokter hewan mengatakan binatang juga mengalami hal itu, atau yang semacamnya.

"Ada kondisi pada anjing yang hampir mirip, jika tidak benar-benar mirip, dengan PSTD pada manusia," kata Nicholas Dodman, kepala program perilaku hewan di Tufts University’s Cummings School of Veterinary Medicine.

Namun sebagian dokter hewan enggan memakai istilah PSTD untuk hewan, karena dianggap merendahkan para prajurit pria dan wanita.

Meskipun demikian kata Dodman dia tidak bermaksud merendahkan para prajurit dari kalangan manusia, ketika menggunakan istilah tersebut pada anjing.

Pihak militer mendefinisikan PSTD sebagai sebuah kondisi yang muncul akibat trauma atas kejadian yang mengancam hidup. Para penderitanya mengalami tiga macam keadaaan, sekalipun ketika berada di tempat aman. Mereka sering terbayang kembali peristiwa menakutkan yang pernah dialaminya itu, baik dalam mimpi maupun kenangan yang terlihat nyata. Mereka cenderung menghindari situasi atau perasaan yang akan mengingatkannya pada kejadian tersebut . Dan mereka merasa tegang sepanjang waktu.


Ketika Gina kembali ke Peterson tahun lalu, setelah bertugas di Iraq selama 6 bulan, dia bukan lagi "anak anjing yang menakjubkan," kenang Haynes.

Gina ditugaskan di angkatan darat, pekerjaannya mencari bahan peledak setelah para prajurit memasuki sebuah rumah. Tentara kadang menggunakan granat pijar yang bising dan menendang pintu hingga roboh. Haynes menceritakan, Gina sedang melakukan konvoi ketika sebuah kendaraan militer dihantam bom rakitan.

Sekembalinya ke Peterson, Gina tidak mau bertemu dengan orang-orang.

"Dia menarik diri sama sekali dari masyarakat," ujar Haynes.

Haynes, yang telah menangani lebih dari 100 anjing dan berpengalaman 12 tahun sebagai kepala kandang mengatakan bahwa ada anjing-anjing lain yang juga mengalami trauma. Tapi mereka tidak separah Gina.

Haynes dan pendamping hewan lain membujuk Gina sambil berjalan-jalan, mereka meminta orang untuk berpura-pura berpapasan dengannya lalu memberikan belaian kapada Gina. Untuk menghilangkan rasa takut ketika melewati pintu, mereka menempatkan seseorang yang dikenal Gina di depannya dan akan memberikan belaian serta mengajak anjing itu bermain.

Teknik yang sama dipakai oleh pengasuh anjing militer ketika menyembuhkan trauma pada ayah Gina.

"Dia mulai belajar bahwa semua orang tidak sedang berusaha mengejarnya," jelas Haynes. "Dia mulai bergaul lagi."

Di suatu petang akhir Juli silam, Gina berlari kencang menyeberangi lapangan tempatnya berlatih. Dia melompati berbagai rintangan menuruti komando dan dengan terampil mendorong sebuah bola menggunakan kaki depan dan dadanya. Ketika berkunjung ke sebuah toko di pangkalan militer, dengan tenang dia berjalan di antara susunan rak dan duduk manis saat seorang wanita membungkuk untuk memberinya makanan.

"Dia anjing yang menggemaskan," ujar Miller, sambil menceritakan bagaimana anjing seberat 61 pon itu berbaring di pangkuannya. "Saya bisa mendekapnya sepert bayi."

Namun menurut Haynes, mereka tidak membiarkan perasaan mereka larut. Memperlakukan Gina seperti manusia--misalnya dengan menghiburnya ketika dia takut--bisa membuat anjing itu berpikir bahwa pendampingnya senang ketika dia takut.

Gina kini telah kembali menunaikan tugas, mengendus kendaraan yang masuk untuk mencari bahan peledak di Peterson maupun di fasilitas militer lain di sekitarnya. Bahkan mungkin dia sudah siap untuk diterjunkan kembali dalam operasi berbahaya seperti yang pernah dilakukannya di Iraq.

Tapi menurut Haynes, setidaknya hal itu tidak akan dilakukan hingga satu tahun ke depan.

"Kami tidak berencana untuk melakukannya dalam waktu dekat, karena jelas kami tidak ingin mengacaukan semua yang telah kami perbaiki," katanya.
Sementara Dodman ragu bahwa Gina bisa pulih seperti sediakala.

"Faktanya adalah bahwa rasa takut sekali dialami maka tidak akan pernah dilupakan," ujar Dodman. "Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah memberikan pengalaman baru, seperti yang dilakukan pendamping Gina," tambahnya.

Haynes memahami masalah itu, dan meskipun dia berharap Gina pulih 100%, dia tidak tahu apakah anjing itu bisa.

"Adakalanya seseorang takut terhadap semua hal, dan jelas hal itu sulit untuk dipulihkan," kata Haynes.

"Tapi yang saya maksudkan adalah, kita tidak punya pilihan lain. Kita tidak boleh menyerah. (Bagaimanapun) dia adalah rekan kerjamu," tandas Haynes. Gina saja stres ikut militer Amerika!. [di/ap/hidayatullah.com]

I Know What You Did On Millist?

Dalam kamus psikulogi, Dictionary of Beahavior Science menyebutkan ada enam pengertian dari komunikasi itu. Dan dari salah satu pengertiannya itu, adalah penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme. Karena itu dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian dan menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga bisa menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanam kebencian, mencintai kemajuan dan menghambat pemikiran.

Sehingga begitu sangat pentingnya, begitu meluas dan begitu akrab komunikasi dengan diri kita sehingga kita semua merasa pula lagi mempelajari komunikasi. Halnya pun dengan media yang bernama millist yang saat ini lagi marak di dunia maya ini. Millist menurut kacamata minus saya (maklum karena sampai saat ini saya masih berkacamata minus). Adalah sebuah wadah forum interaksi di dunia maya. Dimana kita saling berbagi, curhat (baca:curhatan hati) sesama user millist, dan saling berbagi informasi kepada khalayak pada umumnya pengguna millist. Sehingga akan terjadi saling interaksi sesama pengguna media tersebut. Lalu bagaimana jika terjadi hal yang tidak diinginkan bahkan sampai mengharukan hingga hal pencemaran nama baik dalam wadah media interaksi dunia maya itu—yang sering kita sebut millist itu bila terjadi? Hmm…menurut saya hal ini mengingatkan saya pada seorang ibu rumah tangga beranak dua anak itu. Prita Mulyasari, begitu nama ibu muda dua anak itu—yang namanya sempat membuat heboh diberbagai media massa. Entah, di media massa, surat kabar maupun di televisi.

Bukan! Bukan! Bukan itu yang menghebohkan namanya. Bukan karena kecantikannya, bukan karena prestasinya apalagi bukan karena ia seorang pejabat yang tersangkut korupsi. Bukan itu yang menyebabkan kehebohan seorang Prita Mulyasari diberbagai media massa.

Hanya karena sebuah keluhannya ketika ia dirawat di salah satu Rumah Sakit berkapasitas International. Surat atau tulisan yang semula hanya ditujukan ke beberapa temannya itu ternyata beredar ke pelbagai millist dan di dunia maya, internet dan—diketahui oleh pihak manajemen Rumah Sakit itu. Sehingga sempat ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit berskala Internasional itu. OMG (baca: o-em-ji!) hingga membuat jantung saya sampai lompat.

Sebegitunyakah? Hanya karena sebuah keluhan atau sebuah uneg-uneg seorang ibu muda beranak dua ketika ia di rawat di sebuah Rumah Sakit. Sehingga ia divonis terbukti melanggar Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.” Sungguh saya yang melihat membaca dan melihat diberbagai media tentang berita itu saya sempat terharu. Bahkan mata saya sempat berkaca-kaca.

Terus terang saya ketika melihat dan membaca berita itu merasa prihatin dan bersimpati. Saya rasa hal itu tak pernah terjadi dan tak layak terkena saksi hukuman seberat itu, hingga sampai masuk penjara.

Tapi dengan ada hal itu mungkin kita sebagai yang bergelut di dunia maya. Entah, baik yang menggunakan jejaringan sosial Facebook (baca: FB), berbagai blogg (Multiply, Bloggspot, Word Press, My Space dll) maupun media millist terutama. Kita sebagai pengguna media tersebut seharusnya perlu mengontrol diri, intropeksi diri dan menjadikan hikmah untuk kita semua, khususnya saya pribadi. Janganlah peristiwa yang dialami seorang Prita Prita Mulyasari bisa menimpa siapa saja, kita, Anda semua maupun saya khususnya yang suka sekali berselancar di dunia maya. Entah, FB, berbagai blogg maupun millits. Karena saya adalah seorang penulis dan mahasiswa yang kapan saja membutuhkan berita dan informasi di dunia maya itu. Mungkin kita juga mesti semakin hati-hati. Apalagi ketika menggunakan media dunia maya itu. Entah, Facebook (baca: FB), berbagai blogg (Multiply, Bloggspot, Word Press, My Space dll) maupun media millist terutama Karena musuh di luar sana semakin pintar. Kita juga harus semakin cerdik.

Ya, saya jadi ingat apa kata almarhum bapak saya ketika masih menginjak bangku SD. Suatu hari saat saya sedang menonton televisi di ruang tamu bersama-sama dengan beliau. Bapak saya itu bilang,” Ingat kamu, Yan, dalam hidup tidak semua orang menyukai diri kita. Mungkin suatu hari nanti kita akan mengalaminya. Entah, itu dikhianati rekan kerja, rekan bisinis maupun sahabat sendiri. Untuk itu jadilah orang yang pintar bergaul dalam memilih kawan. Biar dikata kuper yang penting asal kita selamat dan tidak merugikan orang lain itu lebih baik.” Begitu katanya kepada saya. Dan perkataan itu pun sekarang masih hinggap di benak saya hingga sekarang.

Pun pula pepatah bijak mengatakanjuga. Dalamnya laut bisa diukur. Namun dalamnya hati (manusia) siapa yang tahu. Rambut boleh sama hitam tetapi hati belum tentu sama. Begitu pun pendapat tentang kita saling berbagi, curhat (baca:curhatan hati) sesama user millist, dan saling berbagi informasi kepada khalayak pada umumnya pengguna millist. Kita juga harus mempunyai tata etika ber-informasi dan transaksi elektronik. Alih-alih jika kita tidak mempunyai atau tidak mentaati hal untuk menyampaikan informasi dan saling berbagi kita sepatutnya harus mawas diri dan berhati-hati ketika curhat, berkeluh kesah, menyampaikan informasi dan juga memberi saran atau balasan di setiap e-mail yang bertaburan di berbagai millist.

Saling menghargai dan menghormati itulah yang harus kita pegang selaku pengguna millist khususnya. Apalagi hal ini pernah saya alami kita saya bernaung dan berdiam di sebuah salah satu millits yang saya sendiri menjadi anggota aktif di millist itu. Dimana saya bias saling berbagi, curhat (baca:curhatan hati) sesama user millist, dan saling berbagi informasi kepada khalayak pada umumnya pengguna millist itu.

Hingga suatu hari ada salah satu dari anggota millits yang saya diami itu terjadi suatu konfilk yang membuat semua pengguna millist tersebut merasa tidak nyaman. Konflik itu terjadi ketika salah oknum anggota millist tersebut menyinggung dan menyindir salah satu anggota millist lainnya dalam satu media tersebut. Dan bukan itu saja ternyata itu sudah menyangkut mencemarkan nama baik seorang dan juga keyakinan sesorang untuk berekspresi. Saya yang memebaca dan melihatnya itu hanya mampu bersimpati dan menyayangkan hal itu terjadi. Karena, noda setitik susu rusak sebelang. Seperti itulah akhirnya terjadi. Saling jadi ajang perang argumentasi dan alasan. Mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Benar-benar sungguh disesalkan.

Memang hal ini tak seheboh kasus seorang Prita Mulyasari yang sempat ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik disalah satu Rumah Sakit berskala Internasional. Hmm…benar-benar membuat saya harus berpikir ulang beribu kali jika saya sudah berselancar atau berinteraksi dunia maya khususnya di media maya bernama millist. Apalagi ketika saya sedang curhat, berkeluh kesah, menyampaikan informasi dan juga memberi saran atau balasan di setiap e-mail yang bertaburan di berbagai millist yang saya ikuti sekarang ini. Atau, mungkin yang harus saya lakukan hanya berdiam diri saja? Atau, saya harus membaca lebih dahulu sebelum membaca setiap e-mail yang masuk di inbox pribadi saya? Mencermati lebih dahulu lalu memberi pesan dan kesan yang baik agar tidak terjadi hal yang dinginkan? Entahlah, tetapi kita sebagai seorang yang makhluk sosial tentunya sudah mengetahui hal ini. Kita hidup di negeri tercinta ini bukan hanya kita sendiri yang berpijak dan hidup tetapi jutaan jiwa manusia di bumi Indionesia ini. Baik dari suku, agama sampai adat istidat. Tentunya saling menghargai dan menghormati itu perlu dilakukan. Apalagi bagi selaku pengguna millist khususnya. Tentu hal itu harus dipraktekan dan diperhatikan!

Lalu, bagaimana dengan Anda sendiri saat ketika menggunakan media dunia maya itu. Entah, Facebook (baca: FB), berbagai blogg (Multiply, Bloggspot, Word Press, My Space dll) maupun media millist terutama. Apakah Anda sudah melakukan hal itu semua seperti apa yang saya ungkapkan di atas? I Know What You Did On Millist!

Tanah Betawi, Ulujami, Akhir Agutus, 2010


Teruntuk negeri Indonesia berbagai etnis di negeri ini. Mari bersatu padu! Merdeka!

Biodata Penulis
Fiyan Arjun. Mencintai buku dan dunia tulis-menulis sejak SMEA. Sekarang masih menyadang mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI) Jurusan Manajemen Informatika dan aktif di komunitas penulisan FLP Jakarta sampai sekarang disamping itu juga mengajar ekskul di sebuah Sekolah Dasar Islam. Alumni Profec Author Club (PAC) Angkatan 2. Tulisannya beberapa kali pernah dipublikasi di majalah Sabili, Al-Mujtama, Annida, Tarbawi, Majalah Anak Aku Anak Saleh, Kabarindonesia.com. Eramuslim.com, Kotasantri.com dan Seputar Indonesia serta tulisan berbentuk Citizen Jurnalism beberapa kali dipublish di Republika Minggu. Dan peraih juara harapan tiga dalam rangka Lomba Menulis Surat Cinta di media On-line Kabarindonesia.com tahun 2008 dan masuk menjadi finalis dalam rangka Lomba Menulis Inspiratif tentang Matamu Ceritamu di tabloid Wanita Indonesia sebagai juri utama Dewi ‘Dee’ Lestari tahun 2006. Lomba Penulisan Artikel Kartini Di Mata SuperMoms harapan Satu di www.Supermoms.com Tulisan non fiksinya terdapat dalam buku “Bela Diri for Muslimah: Siapa Bilang Perempuan Lemah” (FLP Publishing 2009), termaktub di dalam Antologi Puisi G30S, Gempa Padang 2009 (Kuflet Publishing 2010), buku Lovely Ramadhan (Indie Publishing 2010), buku "Islam Mengajarkan Tradisi Menulis"—yang akan segera terbit.
Email: fiyanarjun@gmail.com. FB: bujangkumbang@yahoo.co.id. Blogg: www.sebuahrislah.multiply.com.

Ingin kenal lebih lanjut klik link dibawah ini:

http://www.annida-online.com/berita-penulis/fiyan-arjun-segera-luncurkan-buku-tunggal-pertama-1284048503.htm

Fitnah Pemerintahan Erdogan, Militer Turki Bakar Masjid di Cyprus



Seorang Pensiunan Jenderal Turki, Sabri Yirmioglu, yang juga mantan komandan khusus perang secara mengejutkan mengatakan jika militer Turki pernah dengan sengaja membakar sebuah masjid di Cyprus dengan tujuan mengkambing hitamkan pemerintahan Recep Tayyep Erdogan.

Pernyataan Yirmioglu tersebut dimuat dalam surat kabar Turki Haber Turk yang segera menuai kontroversi. Namun, setelah pemuatan berita tersebut, Yirmioglu mengingkari pernyataan sendiri. Kontroversi pun semakin memanas setelah pihak Haber Turk menurunkan transkip dan mengupload audio wawancara dengan Yirmioglu dalam portalnya.

Yirmioglu mengayakan, pihaknya telah melakukan serangkaian operasi intelejen untuk menjatuhkan pamor pemerintahan Erdogan, yang beberapa kebijakannya dipandang "membahayakan" eksistensi dan pengaruh militer Turki. Salah satu operasi tersebut adalah dengan membakar masjid.

Pihak militer Turki dikenal sebagai penjaga gawang sekulerisme dan kemalisme di Turki, yang kini beroposisi dengan pemerintahan AKP dan PM Recep Tayyep Erdogan yang berideologi Islam moderat.

Sementara itu, mantan panglima tertinggi militer Turk Elkler Basbug menampik pernyataan rekannya. Basbug mengatakan, bagaimana mungkin tentara Turki memiliki niatan untuk membakar dan meledakkan rumah Allah. (ags/hrt)

Einstein Ternyata Seorang Syi'ah?


Kantor berita Iran IRIB (24/9) baru-baru ini melansir sebuah berita yang menyatakan bahwa ilmuwan Albert Einstein adalah seorang penganut Syiah. Irib mengutip sebuah surat rahasia Albert Einstein, ilmuan Jerman penemu teori relatifitas itu, yang menunjukkan bahwa dirinya adalah penganut madzhab Islam tersebut.
Berdasarkan laporan situs Mouood.org, Einstein pada tahun 1954 dalam suratnya kepada Ayatollah Al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, marji besar Syiah kala itu, menyatakan, "Setelah 40 kali menjalin kontak surat-menyurat dengan Anda (Ayatollah Boroujerdi), kini saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam".

Einstein dalam suratnya itu menjelaskan bahwa Islam lebih utama ketimbang seluruh agama-agama lain dan menyebutnya sebagai agama yang paling sempurna dan rasional. Ditegaskannya, "Jika seluruh dunia berusaha membuat saya kecewa terhadap keyakinan suci ini, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walau hanya dengan membersitkan setitik keraguan kepada saya".

Einstein dalam makalah terakhirnya bertajuk Die Erklarung (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relatifitas lewat ayat-ayat Al-Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahjul Balaghah.

Dalam makalahnya itu, Einstein menyebut penjelasan Imam Ali as tentang perjalanan miraj jasmani Rasulullah ke langit dan alam malakut yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali as yang paling bernilai. (ags/irb)

Adsense Indonesia

a Anda memasukkan kata atau frasa ke kolom search, maka akan keluar hasil pencarian sesuai kata atau frasa yang dimasukkan. Perhatikan pula tampilan disebelah kanan hasil pencarian terdapat iklan-iklan yang berhubungan dengan hasil pencarian. Itu yang disebut iklan Adwords Indonesia.

Beberapa tahun yang lalu, Google mulai menerima pemasangan iklan lewat banner dalam setiap proses pencarian via www.google.com. Google menyebut programnya ini dng nama : Google Adwords. Kemudian Google juga menawarkan kepada para pemilik website untuk ikut menampilkan iklan dari Google ini, dengan bayaran system bagi hasil ‘pembayaran setiap klik’ . Jadi jika pemasang iklan via Adwords Indonesia membayar sekian dollar/sen kepada Google untuk setiap klik iklan mereka, maka sebagian akan diberikan ke pemilik website yang ikut program ini, disebut Google Adsense Indonesia.

Banyak dari pemasang iklan berani membayar dengan harga yang tinggi agar iklan mereka tampil di Google. Bahkan iklan mereka bukan saja tampil di halaman hasil pencarian Google saja tetapi juga di situs-situs anggota Google (yang mendaftar Google Adsense) dan juga di email Gmail.

Jika Anda mendaftar account Google Adsense Indonesia maka Anda akan menerima sejumlah iklan Adwords tersebut di web site Anda. Ini berarti Anda membantu Google memperoleh income. Maka sudah sepatutnya Google membayar Anda juga.

20 Ways to Increase Your Alexa Rank

Alexa.com is a subsidiary of Amazon.com and is a website which provides information on traffic levels for websites. The Alexa rank is measured according to the amount of users who’ve visited a website with the Alexa toolbar installed.

In this article, I’ll examine the importance of the Alexa Rank as it relates to site monetization while briefly discussing some of the weaknesses involved in using Alexa ranking as a reliable traffic measure for any website.

Lastly, I’ve also included an extensive list of twenty methods and strategies you can use to increase your Alexa Rank dramatically in the short and long run.

What is the Alexa Rank?

Put simply, the Alexa Rank is a ranking system which bases its ranking schema on the level of traffic each website receives from the number of people who visit a website with the Alexa toolbar installed.


See Alexa’s definition of the Alexa Traffic Rank:

The traffic rank is based on three months of aggregated historical traffic data from millions of Alexa Toolbar users and is a combined measure of page views and users (reach). As a first step, Alexa computes the reach and number of page views for all sites on the Web on a daily basis.

The main Alexa traffic rank is based on the geometric mean of these two quantities averaged over time (so that the rank of a site reflects both the number of users who visit that site as well as the number of pages on the site viewed by those users)

Why would you want to increase your Alexa rank?

Webmasters, advertisers and ad networks use your blog’s Alexa rank as a gauge to determine the worth of a link on your website. If you depend on link or site selling as a form of monetization you’ll definitely want to increase your Alexa rank, because it’ll increase your bargaining power when it comes to ad pricing.

ReviewMe, Text Link Ads and Sponsored Reviews are just three of the networks which base your ad selling strength on Alexa Ranks.

Problems with the Alexa Rank

Alexa ranking is heavily skewed towards websites which have a large webmaster/tech audience. This is because webmasters or web savvy audiences are much more likely to have the Alexa toolbar installed than websites whose visitors are unaware of Alexa.

As such, many have indicated that Alexa is a vastly inaccurate method of measuring a website’s reach, traffic and potential. I don’t disagree.

Alexa is a silly way to measure web traffic but unfortunately, in an imperfect world Alexa is still heavily used by webmasters and ad networks when measuring the value of advertising on your website.

I understand the defects of Alexa’s ranking system and I’m not going to go into more detail about it here. What’s primarily important to me is that the Alexa Rank has become a central element in site monetization strategies.

I’m not concerned with the utility and value of Alexa but it’s perceived importance in the eyes of potential advertisers.

Dosh Dosh’s Alexa Rank

Alexa Traffic Graph for http://www.doshdosh.com

Since moving to my own domain (from Blogspot) in the middle of January 2007, Dosh Dosh has moved from a rank of around 3 million to the current Alexa rank of 21, 709 within two months.

The growth has been consistent and I think most of it was due to the fact that the content on Dosh Dosh is orientated towards webmasters. Another plausible reason is because overall daily traffic for Dosh Dosh has been growing steadily day by day.

The increase in Alexa Rank was also partially due to the fact that I’m active in several webmaster forums, notably Digital Point which sends me some visitors every day. Getting stumbled and receiving thousands of visitors in a day has also undoubtedly helped to increase Dosh Dosh’s Alexa Rank.

How do I get started with Alexa?

There are two easy ways to start using Alexa. If you are using Internet Explorer, visit this page and download the Alexa Toolbar. If you’re using Firefox, download the SearchStatus extension which displays the Alexa Rank, Google PageRank as well as other useful features.

I highly recommend that you use Firefox and SearchStatus instead of Alexa toolbar, which I find to be more bulky and less useful.

Can one actually game or manipulate the Alexa Ranking?

I believe that there are methods which will allow you to easily bring an Alexa ranking in the millions down to the 100,000 level. However, bringing it past the 10,000 or 1,000 mark is a considerably more difficult process, because of the stiff competition among websites.

Some have adamantly stated that there are no proven ways to game Alexa, while others have claimed that auto-surfs and scripts do work to some degree.

I’m not going to take any sides because I can’t guarantee that auto-surfs or other artificial methods will have similar effects for every blog.

The easiest way to know to know if any of the tips mentioned below really work is to actually try them for yourselves and monitor the results.


alexa-toolbar.jpg

20 Ways to Increase your Alexa Rank

Here is a collection of methods you can use to boost your Alexa Rank. Most of these tips are derived from several fellow webmasters I know who claimed to have derived positive results through their experiments with the Alexa Rankings.

Some of the other tips were derived articles and sources, which I have duly referenced at the end of this post.

Do these tips work? According to some, yes they definitely do work. But do note that most of them require active effort of some sort and hence, they will work as long as long as you are consistently performing specific actions.

To increase your Alexa rank in the long run, I would highly recommended that one focus on developing quality content which attracts and maintains a large audience instead of purely focusing on artificially increasing your Alexa Rank.

Great link-worthy content will leads to an natural increase in site traffic and is an excellent way to passively increase your Alexa rank.

It is important to emphasize that you should devote most of your efforts in growing your site audience alongside integrated implementation of any of the following tips below.

1. Install the Alexa toolbar or Firefox’s SearchStatus extension and set your blog as your homepage. This is the most basic step.

2. Put up an Alexa rank widget on your website. I did this a few days ago and receive a fair amount of clicks every day. According to some, each click counts as a visit even if the toolbar is not used by the visitor.

3. Encourage others to use the Alexa toolbar. This includes friends, fellow webmasters as well as site visitors/blog readers. Be sure to link to Alexa’s full explanation of their toolbar and tracking system so your readers know what installing the toolbar or extension entails.

4. Work in an Office or own a company? Get the Alexa toolbar or SS Firefox extension installed on all computers and set your website as the homepage for all browsers. Perhaps it will be useful to note that this may work only when dynamic or different IPs are used.

5. Get friends to review and rate your Alexa website profile. Not entirely sure of its impact on rankings but it might help in some way.

6. Write or Blog about Alexa. Webmaster and bloggers love to hear about ways to increase their Alexa rank. They’ll link to you and send you targeted traffic (i.e. visitors with the toolbar already installed). This gradually has effects on your Alexa ranking.

7. Flaunt your URL in webmaster forums. Webmasters usually have the toolbar installed. You’ll get webmasters to visit your website and offer useful feedback. It’s also a good way to give back to the community if you have useful articles to share with others.

8. Write content that is related to webmasters. This can fall in the category of domaining and SEO, two fields in which most webmasters will have the Alexa toolbar installed. Promote your content on social networking websites and webmaster forums.

9. Use Alexa redirects on your website URL. Try this: http://redirect.alexa.com/redirect?www.doshdosh.com . Replace doshdosh.com with the URL for your website. Leave this redirected URL in blog comments as well as forum signatures. This redirect will count a unique IP address once a day so clicking it multiple times won’t help. There is no official proof that redirects positively benefit your Alexa Rank, so use with caution.

10. Post in Asian social networking websites or forums. Some webmasters have suggested that East Asian web users are big Alexa toolbar fans, judging by the presence of several Asia-based websites in the Alexa Top 500. I suggest trying this only if you have the time or capacity to do so.

11. Create a webmaster tools section on your website. This is a magnet for webmasters who will often revisit your website to gain access to the tools. Aaron Wall’s webpage on SEOTools is a very good example.

12. Get Dugg or Stumbled. This usually brings massive numbers of visitors to your website and the sheer amount will have a positive impact on your Alexa Rank. Naturally, you’ll need to develop link worthy material.

13. Use PayperClick Campaigns. Buying advertisements on search engines such as Google or Exact Seek will help bring in Traffic. Doubly useful when your ad is highly relevant to webmasters.

14. Create an Alexa category on your blog and use it to include any articles or news about Alexa. This acts as an easily accessible resource for webmasters or casual search visitors while helping you rank in the search engines.

15. Optimize your popular posts. Got a popular post that consistently receives traffic from the search engines? Include a widget/graph at the bottom of the post, link to your Alexa post or use Alexa redirection on your internal URLs.

16. Buy banners and links for traffic from webmaster forums and websites. A prominent and well displayed ad will drive lots of webmaster traffic to your website, which can significantly boost your rank.

17. Hire forum posters to pimp your website. Either buy signatures in webmaster forums or promote specific articles or material in your website on a regular basis. You can easily find posters for hire in Digital Point and other webmaster forums.

18. Pay Cybercafe owners to install the Alexa toolbar and set your website as the homepage for all their computers. This might be difficult to arrange and isn’t really a viable solution for most. I’m keeping this one in because some have suggested that it does work.

19. Use MySpace . This is a little shady so I don’t recommended it unless you’re really interested in artificially inflating your Alexa Rank. Use visually attractive pictures or banners and link them to your redirected Alexa URL. This will be most effective if your website has content that is actually relevant to the MySpace Crowd.

20. Try Alexa auto-surfs. Do they work? Maybe for brand new sites. I think they are mostly suitable for new websites with a very poor Alexa rank. Note that there be problems when you try to use auto surfs alongside contextual ads like Adsense. They aren’t also long term solutions to improving your Alexa Rank so I suggest using with caution.

Sabtu, 25 September 2010

Panduan singkat bermain ZYNGA POKER Facebook

Dewasa ini beragam game ZYNGA Facebook sudah tak asing lagi bagi para facebookers. Seperti halnya ZYNGA TEXAS HOLDEM POKER yang sudah terkenal keberadaannya. Bahkan, banyak orang yang rela membuat banyak account Facebook, hanya untuk bermain ZYNGA POKER Facebook.

Walaupun ZYNGA TEXAS HOLDEM POKER menggunakan CHIPS yang sebagai duit virtual / bohongan, tidak sedikit yang rela mengeluarkan duit asli untuk sekedar membeli chip virtual tersebut dengan bermacam-macam alasan. Daripada anda mengeluarkan uang untuk membeli chip virtual ini, lebih baik anda mempelajari tutorial bermain zynga poker di facebook dan siapa tahu setelah mempelajari tutorial ini anda menjadi master poker berikutnya dan mendapatkan uang asli dengan cara menjual chip anda, namun harus hati-hati karena hal itu tidak diperbolehkan. Soalnya sekarang ZYNGA POKER sudah menerapkan aturan ketas dalam distribusi chip antar player, bisa-bisa acount ZYNGA POKER kamu akan terkena banned.

Bagi player pemula dalam permainan poker, tentu saja bingung tentang tata cara permainannya. Gimana gak bingung, kalo gak mengerti bagaimana urutan kartu pemenang poker itu.

Sebenarnya pada sebelah bawah button check CALL ANY (kotak kecil gambar 2 kartu) pada saat anda memainkan ZYNGA POKER Facebook), sudah terdapat list kartunya tinggal di klik saja. Namun untuk mempermudah kita ada baiknya simak panduan singkat dan istilah yang digunakan permainan POKER pada Facebook dibawah ini :

Beberapa istilah dasar :

- Check = kita ikut berapapun taruhan yang ada.
- Raise = menaikkan taruhan kita.
- Fold = berarti menyerah, dan chip tidak terpotong dalam biaya taruhan di meja.
- Lobby = tempat kita memilih room yang ingin kita masuki untuk bermain poker.
- Call Any = dengan menekan tombol ini artinya kita ikut atas berapapun taruhan dimeja.

Cara Main / Menganalisa kartu pada ZYNGA POKER Facebook :

Kita mulai dari kartu biasa

Apabila anda tidak memiliki kartu jadi dan lawan anda pun tidak memiliki kartu jadi (straight, flush, pair, dll..) maka pemenang akan ditentukan melalui kartu tertinggi, contohnya kartu J & 10 kalah dengan kartu 3 & As. Karena As merupakan kartu tertinggi.

Kartu Pair (kartu berpasangan)

Kartu Pair berarti memiliki kartu kembar (berpasangan) baik yang kita pegang maupun dengan pasangan kartu yang dikeluarkan oleh bandar. Contoh kartu Pair yaitu 2 dan 2, 5 dan 5 dsb, dan pemegang One Pair tertinggilah yang menang. One Pair kalah dengan Two Pair contohnya 2 2 dan 4 4, namun Two Pair kalah dengan Three of Kind atau kembar tiga contohnya 5 5 5.

Kartu Straight (Kartu berurutan)

Kartu Straight adalah kartu berurutan, contohnya As 2 3 4 5 atau 10 J Q K As atau juga 5 6 7 8 9

Kartu Flush ( Semua kartu sama )

Kartu Flush terjadi apabila kita memiliki 5 kartu dengan jenis yang sama, berapapun angkanya, contohnya 2 4 5 J As wajik semua

Full House ( 3 kartu angka sama + 1 pair )

Kartu Full House adalah gabungan dari one pair dengan three of kind, contohnya 2 2 J J J

Four Of Kind ( 4 kartu yang sama angkanya )

Kartu kita dinyatakan Four of Kind apabila memiliki 4 kartu kembar, contohnya 8 8 8 8 As

Straight Flush (berurutan dan semua kartu sama)

Straight Flush adalah gabungan dari kartu Straight atau kartu berurutan dan kartu flush, contohnya kita mempunyai kartu 5 6 7 8 9 keriting

Royal Flush (berurutan sampai As dan semua kartu sama)

Royal Flush adalah kartu Straight Flush dengan nilai yang lebih tinggi, contohnya lawan memiliki 5 6 7 8 9 keriting dan kita memiliki 10 J Q K As hati.

Kiranya dengan memahami cara membaca kartu diatas, anda dapat lebih jeli dan melihat peluang kemenangan kartu anda. Tentunya hal utama sangat tergantung dari kartu yang ada ditangan anda + hoki.

Semoga dengan uraian singkat ini dapat bermanfaat, terutama bagi para player ZYNGA POKER Facebook.

Sabtu, 11 September 2010

The Five Pillars of Islam

The five pillars of Islam are the five duties required of every practicing Muslim. Sunnis believe in the Five Pillars. Shiites do as well, though they add two or three. The Five Pillars, or rukn, in Arabic, are as follows:

Shahada, or Profession of Faith

The most important duty of every Muslim is the recitation of the creed, or profession of faith, in one version or another: There is no god but God, and Muhammad is his prophet. Muslims will also preface the profession with the words, I bear witness that… and favor the word messenger over the more westernized and Judeo-Christian idea of a prophet.

The profession of faith takes its origins from Muhammad’s destruction of all deities and idolatrous objects, including money and luxury, from the Arab pantheon except the “One True God.”

But the profession had an equally significant socio-political implication. Tribes were the most important unit of political and economic power in the Arab world of Muhammad’s time. To be a member of a given tribe, one had to be born into it, or, less likely, to marry into it. To become a member of the Islamic umma, or community, one only had to make the declaration of faith. It was a momentously consequential end-run around old strictures of power and convention, immediately giving Muhammad in particular and Muslims in general a means of increasing their numbers and powers rapidly while shattering old expectations and driscriminations.

Salat, or Prayer

Salat is the Arabic word for prayer. Every Muslim is expected to pray five times a day, always facing Mecca, and by prostrating herself or himself in utter humility. It wasn’t always so: During Muhammad’s time, Muslims initially were required to pray facing Jerusalem, in recognition of the religion of Abraham, and to do so twice a day, then three times a day. When Muhammad decreed the switch to Mecca, following one of his “revelations,” he also decreed the five-times-a-day requirement, though reluctantly so: Muhammad thought the requirement excessive.

Ibn Ishaq, the 7th century Muslim historian and collector of oral traditions about Muhammad that sourced his first biography, tells the story of Muhammad bargaining with God on the number of times Muslims should be required to pray. Initially, according to Ibn Ishaq’s retelling, God told Muhammad that Muslims should pray 50 times a day. On his way down from the throne, Muhammad encountered Moses, who suggested to Muhammad to go back to God and get the number lowered. Muhammad did so, again and again, until the requirement was reduced to five. Muhammad still thought the number too high, but by then he was too ashamed to return to God to ask for one more reduction. Five it would be.

Zakat

Zakat is the Arabic word for charity, or alms-giving. Unlike Jesus Christ, Mohammed never condemned wealth or possessions of this world. He himself had become rather wealthy, working for Khadiga, the wealthy merchant-trader who would become his first wife. Muhammad always respected industriousness and never required individuals to give away their possessions.

Muhammad did, however, oppose hoarding and the amassing of fortunes for fortune’s sake. To counter the impulse, he required Muslims always to set aside a portion of their wealth for the poor—a self-imposed and regular tax on income. Zakat is at the root of Islam’s egalitarian principles, a constant reminder that ostentation is against God’s will.

Sawm, or Siyam—Fasting

Aside from the five-times-daily prayer, fasting during the month of Ramadan is the most visible and recognizable of Muslim acts the world over. During the 30-odd days of Ramadan, Muslims are required to fast during daylight hours, drinks included, and abstain from bodily pleasures like sex or other forms of sensual abandon. The focus is on humility, spiritual oneness with God and social oneness with the umma, or Islamic community, across the globe.

Fasting in Islam has its origins in Judaism, Christianity and the pre-Islamic Arab world. Although Ramadan is when Muslims fast most, they may fast voluntarily the rest of the year, or fast three days a month, or six days during the month of Sawwal, which follows the month of Ramadan, or fast on Mondays and Thursdays. Each of these proscriptions is recognized in Islam.

Traditional Muslims may also fast to atone for specific sins, the way Catholics recite rosaries or follow their priest’s instructions to atone. For example, failing to honor an oath or accidentally killing a Muslim may be mitigated by fasting. Sufis, as rigorous in their spiritual exercises as Jesuits, consider fasting part of their religious calisthenics.

Hajj, or Pilgrimage to Mecca

An able-bodied Muslim is expected, at least once, to make the pilgrimage to Mecca. Pilgrims prepare by entering the state of Ihram (symbolized by a form of clothing and a humbled demeanor) and converging together, by the throngs, indistinguishable one from the other either by race, creed or social standing, on the Kaaba for the required circumambulations.

Symbolically, the hajj is as much a return to God as a evocation of the return of Muhammad to Mecca as a conqueror—of the city’s “infidels” as well as of the “true faith.” It is a reclaiming of roots, a realization of belonging.

The pilgrimage also includes going to the slops of Mount Arafat, 16 miles outside of Mecca, in recollection of the covenant between God and Adam, and throwing stones at three pillars in Mina, less than three miles east of the city. The ritual represents the stoning of the devil—or, more accurately in Islamic beliefs, the stoning of the shaitan, as the devil is known in Arabic.

Arabs had been making the pilgrimage to Mecca—to the enormous granite Ka’aba, the old shrine at the center of the city—for hundreds, possibly thousands of years before Islam to pay tribute to 360 gods represented inside the Kaaba’s walls. Muhammad destroyed all but two frescoes—that of the Virgin Mary and that of Christ, though eventually even those representations would be banned under Islam’s subsequent prohibition of images. (The prohibition was not endorsed by the Prophet.)

Glossary: Zakat or alms-giving

Definition: Zakat, or alms-giving, is one of the Five Pillars of Islam, the five duties required of every practicing Muslim.

Zakat is the Arabic word for charity, or alms-giving. Unlike Jesus Christ, Mohammed never condemned wealth or possessions of this world. He himself had become rather wealthy, working for Khadiga, the wealthy merchant-trader who would become his first wife. Muhammad always respected industriousness and never required individuals to give away their possessions.

Muhammad did, however, oppose hoarding and the amassing of fortunes for fortune’s sake. To counter the impulse, he required Muslims always to set aside a portion of their wealth for the poor—a self-imposed and regular tax on income. Zakat is at the root of Islam’s egalitarian principles, a constant reminder that ostentation is against God’s will.

Allahu Akbar

Definition: Although most often translated as "god is great," Allahu Akbar is Arabic for "god is greater," or "god is greatest."

The phrase, known as takbir in Arabic, is expressive of a range of moods and occasions in the Islamic world, from displays of approval and happiness to entreaties or spiritual and at times propagandistic cheerleading during political rallies.

Allahu Akbar is also spoken during salat, the five-times daily prayer, and by muezzin as they chant the call to prayer from their minarets.

The phrase has been tainted by its usage, or rather misuse, by Islamist extremists, salafists and terrorists, including the 9/11 terrorists, several of whom carried copies of a handwritten letters exhorting them to "strike like champions who do not want to go back to this world. Shout, 'Allahu Akbar,' because this strikes fear in the hearts of the non-believers."

The phrase was also used with political undertones in 1978 and 1979, during the Iranian revolution, as Iranians took to their roofs and shouted "Allahu Akbar" in defiance of the shah's regime. Iranians returned to the ritual in the aftermath of the fraudulent presidential election of June 2009.

Common Misspellings: Allah Akbar

How To Perform the Muslim Prayers

Five times each day, Muslims bow down to Allah in prayer. If you are learning how to pray, or are just curious about what Muslims do during prayers, follow along with these general guidelines.
Difficulty: Easy
Time Required: 10 minutes
Here's How:
  1. Make sure your body and place of prayer are clean. Perform ablutions if necessary. Make the intention to perform your obligatory prayer.
  2. Standing, raise hands up and say "Allahu Akbar" (God is Most Great).
  3. Standing with hands folded over chest, recite the first chapter of the Qur'an in Arabic. Then recite any other verses of the Qur'an that you would like.
  4. Raise hands up, saying "Allahu Akbar." Bow, reciting three times, "Subhana rabbiyal adheem" (Glory be to my Lord Almighty).
  5. Rise to standing while reciting "Sam'i Allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd" (God hears those who call upon Him; Our Lord, praise be to You).
  6. Raise hands up, saying "Allahu Akbar." Prostrate on the ground, reciting three times "Subhana Rabbiyal A'ala" (Glory be to my Lord, the Most High).
  7. Rise to a sitting position, saying "Allahu Akbar." Prostrate again in the same manner.
  8. Rise to a standing position, saying "Allahu Akbar."
  9. This concludes one rak'a (cycle or unit of prayer). Begin again from Step 3 for the second rak'a.
  10. After two rak'as, one remains sitting after the prostrations and recites the first part of the Tashahhud in Arabic.
  11. If the prayer is to be longer than these two rak'as, one now stands up and begins again to complete the prayer, sitting again after all rak'as have been completed.
  12. Recite the second part of the Tashahhud in Arabic.
  13. Turn to the right and say "Assalamu alaikum wa rahmatullah" (Peace be upon you and God's blessings).
  14. Turn to the left and repeat the greeting. This concludes the formal prayer.
Tips:
  1. There are five daily prayer timings. Formal prayers can be done during a window of time between the start of one prayer and the start of the following prayer.
  2. If Arabic is not your native tongue, learn the meanings in your language while trying to practice the Arabic.
  3. Software programs are available that can help you learn the correct positions and Arabic pronunciations. Better yet, pray with other Muslims to learn.
What You Need:
  • The heart-felt intention to perform the prayer
  • A clean body with correct ablutions
  • A clean place to pray
  • A prayer rug (optional)

Islamic Prayer Timings

Muslims observe five formal prayers each day. The timings of these prayers are spaced fairly evenly throughout the day, so that one is constantly reminded of God and given opportunities to seek His guidance and forgiveness.

Muslims observe the formal prayers at the following times:

Fajr (pre-dawn): This prayer starts off the day with the remembrance of God; it is performed before sunrise.

Dhuhr (noon): After the day's work has begun, one breaks shortly after noon to again remember God and seek His guidance.

'Asr (afternoon): In the late afternoon, people are usually busy wrapping up the day's work, getting kids home from school, etc. It is an important time to take a few minutes to remember God and the greater meaning of our lives.

Maghrib (sunset): Just after the sun goes down, Muslims remember God again as the day begins to come to a close.

'Isha (evening): Before retiring for the night, Muslims again take time to remember God's presence, guidance, mercy, and forgiveness.

In Muslim communities, people are reminded of the daily prayer times through the calling of the adhan. For those in Muslim-minority communities, computerized adhan programs are available.

In ancient times, one merely looked at the sun to determine the various times of day for prayer. In more modern times, daily prayer schedules are often printed which precisely pinpoint the beginning of each prayer time. To determine the prayer times for your area, choose your location from the following Prayer Time tool:

Islamic Prayer Times Around the World

Comparing Christianity and Islam

Christianity and Islam are the largest religions in the world. Thirty-three percent of the world's population are Christian, twenty-one percent Muslim. The world's two largest religions have much in common, but they are also different in some crucial ways. The origins of both religions are fully described in my book, Science and Technology in World History, Vol. 2.

Both Christianity and Islam are offshoots of Judaism. From Judaism, Christianity and Islam derived the doctrines of monotheism, prophecy, resurrection, and a belief in the existence of heaven and hell.

Both Islam and Christianity have a holy book. Christians consider the Bible the inspired word of God. But Muslims believe that the Koran is the literal word of God. Mohammed was merely transcribing the words of Allah, much as a court reporter does. Muslims therefore attribute greater spiritual authenticity to the Koran and Islam than to the Bible and Christianity.

In Catholicism, salvation is obtained through the sacraments of the Church, including baptism, penance, and the Eucharist. Most Protestant denominations hold the doctrine that salvation depends solely on faith in Jesus Christ. But in Islam, salvation is through works and is not limited to Muslims.

Christianity is focused on forgiveness, charity, and mercy, with a side dressing of apocalyptic visions, Hell, and the wrath of God. But Islam is centered on justice and the destruction of unbelievers. Allah is merciful -- but not to infidels. The early history of Christianity is one of persecution and martyrdom. Jesus himself submitted to crucifixion. In contrast, Islam was not born in submission and earnest entreaty, but in warfare against the enemies of Allah.

After the Hegira, Mohammed and his followers began a jihad against their pagan enemies in Mecca. At the Battle of Badr in 624 AD, Mohammed's servant found one of his master's enemies lying wounded on the battlefield. He cut off the man's head and presented it to Mohammed as a present. The Prophet was overjoyed. He exclaimed, "The head of the enemy of Allah! It is more acceptable to me than the choicest camel in all Arabia." After the bodies of his foes were cast into a pit, Mohammed stood at the edge of the pit and taunted the dead by asking, "Have you found that what Allah threatened is true?"

Consider how Jesus and Mohammed handled what was essentially the same problem. A woman who had committed adultery was brought before Jesus for judgment. As she had been caught in the very act, there was no question of her guilt. The sentence dictated by Mosaic Law was death by stoning, but Jesus showed mercy. He said, "He that is without sin among you, let him first cast a stone at her." Embarrassed, the woman's accusers dropped their rocks and walked away. Jesus told the woman to go home and repent. But when a man and a woman who had committed adultery (with each other) were brought before Mohammed, he exclaimed, "Stone them," and the pair was executed.

Christians tend to attribute greater spiritual authenticity to Christianity because of its emphasis on mercy and forgiveness. But in fact, the God of the Christians is as unrelenting as Allah in His condemnation of unbelievers. In Luke, Jesus describes how God tortured a rich man in Hell by burning him. In the parable of the wheat and the tares, Jesus proclaims that at the Last Judgment, God will send out angels to gather the "children of the wicked one" and "cast them into a furnace of fire."

No faith has an unblemished history of extending charity to the enemies of God. When Christian Crusaders captured Jerusalem in 1099 AD, they massacred the Muslims and Jews. Raymond of Aguilers claimed that "men rode in blood up to their knees and bridle reins." This was no doubt an exaggeration, but nevertheless an indication of terrible mayhem. To the atrocities committed under the banner of Christianity we could add the Inquisition, the Witch Mania, and the infamous Malleus Maleficarum (Hammer of the Witches), first published in 1487 AD.

The roots of Christian charity lie in the ethics advocated by the Hebrew prophets. But the Jews also killed the enemies of God. In the book of Deuteronomy, God gave the Hebrews license to destroy their enemies and plunder their cities. "Thou shalt smite them, and utterly destroy them; thou shalt make no covenant with them, nor show mercy unto them."

We know more about Mohammed than Jesus because the latter was recognized during his lifetime as the founder of Islam. Thus, there were contemporary biographies and written records. In contrast, no one recognized Jesus as an important person in his own lifetime. Even as late as fifty years after his death, Jesus remained nearly a complete unknown to the Mediterranean world. Our primary sources for the life and teachings of Jesus are the Gospels. And the Gospels were never intended to be objective historical documents. They were written to proselytize. The author of John explains that "these are written so that you may believe."

In the West, religion is largely treated as a matter of conscience, and there is a tradition of freedom of religion. But Islam is a way of life, not just a personal belief. Individual behavior is specified in the Koran. Gambling and the consumption of both pork and alcohol are forbidden. Slavery is allowed, but slave owners are admonished to treat their servants well. Fornication is punishable by scourging. To allow individual transgressions would undermine the moral fabric that binds Islamic societies together.

Perhaps no aspect of Islam is more misunderstood by Western Christians than its role in government. Jesus began a tradition of divorcing Christianity from secular government by declaring that people should not confuse secular and spiritual obligations. "Render therefore unto Caesar the things which are Caesar's, and unto God the things that are God's." Jesus also said, "My kingdom is not of this world."

But there is no tradition of separating government and religion in Islam. Indeed, such a separation would likely strike a Muslim as insane. Government exists to enforce moral rules of behavior, and morality is defined by religion. The two are therefore inexorably intertwined.

Government in Islamic countries is necessarily theocratic. The Koran is a handbook for an entire system of government. In Life of Mahomet, William Muir explains, "Scattered throughout ... [the Koran are] ... the archives of a theocratic government in all its departments ... The elements of a code both criminal and civil are ... introduced. Punishments for certain offences are specified, and a mass of legislation laid down for the tutelage of orphans, for marriage, divorce, sales, bargains, wills, evidence, usury and similar concerns."

Westerners seem oblivious to the fact that not everyone in the world believes in the superiority of democratic government. The Greek system of democracy is foreign to Islam. Muslims no more appreciate having a democratic government forced upon them than Westerners would like being forced to live under an Islamic theocracy.

Women have an inferior status in both Christianity and Islam. Genesis states that God first created Adam. Eve was sort of an afterthought, manufactured purely to be a helper and companion for the man, Adam. And it was the scheming Eve who created original sin by talking the guileless Adam into eating the forbidden fruit. St. Paul forbade women to speak in church and instructed them to submit to their husbands. According to Paul, the man was not "created for the woman; but the woman for the man."

In Sura 4, the Koran plainly states that "men are superior to women." Women are instructed to dress modestly. A "virtuous" woman is one who is "obedient." If she is not obedient, her husband is allowed to scourge her. But the husband is admonished not to punish a virtuous woman.

God does not speak to me, so I cannot make any substantive comment on the degree to which any religion may be correct or incorrect. However, no matter what our personal beliefs are, it is important that we recognize the significant differences between Christianity and Islam.

Enyahkan Minta-Minta, Agar Tak Terhina

Hakekat kaya adalah yang mampu memberi, bukan mereka yang gemar menumpuk harta. Itulah karakter orang kaya

DI Madura ada sebuah desa yang penduduknya bekerja sebagai peminta-minta. Yang cukup mengagetkan, rumah-rumah mereka sangat mewah dan berkelas.

Fenomena mental peminta-minta, juga berkembang ke berbagai aspek. Di zaman sekarang, kadar dan jenisnya sudah mulai ada modifikasi dan perubahan.

Tidak terlalu sulit bagi kita untuk menjelaskan kondisi yang terjadi di lapangan. Banyak pemandangan, bagaimana masyarakat berduyun-duyun dan dan saling berebut untuk memperoleh bagian masing-masing, walaupun harus saling adu sikut. Bahkan, terkadang nyawa pun dijadikan taruhannya hanya untuk sebuah kupon.

Peristiwa yang menewaskan beberapa warga yang berdesak-desakan untuk mendapatkan uang sedekah salah satu dermawan di Jawa Timur, pada bulan puasa beberapa tahun lalu, adalah bukti nyata akan hal ini. Untuk memperoleh uang kurang lebih Rp. 30.000, mereka rela berdesak-desakkan, yang pada akhirnya nyawa pun hilang tak terelakkan.

Di akui atau tidak, budaya meminta-minta memang tengah menjangkiti sebagian dari kita. Predikat sebagai warga miskin sepertinya suatu kebanggaan yang diperebutkan, karena akan mendapat bantuan. Tidak sedikit orang akan mencak-mencak ketika dirinya tidak terdaftar sebagai gakin sebagai syarat untuk mendapatkan BLT, atau lain sebagainya.

Maka tidak mengherankan, ketika kita bepergian, terdapat di sana-sini pengamen, pengemis berseliweran. Belum selesai yang satu, sudah antri yang lain. Bahkan, di salah satu daerah di bumi pertiwi ini, terdapat satu desa yang menjadikan mengemis ataupun mengamen sebagai profesi hidup. Padahal, kalau kita perhatikan fisik dan anggota tubuh mereka, terlihat masih kekar dan sehat, yang bisa dimanfaatkan untuk mengais rezeki dengan cara yang jauh lebih mulia, daripada meminta-minta. Dan yang membuat hati lebih sesak lagi, tidak semua mereka dalam keadaan futur sehingga mereka harus meminta-minta. Hal ini belum termasuk tingkah laku para pejabat yang tak jarang juga ’berteriak-teriak’ untuk menuntut kenaikkan gaji, perlengkapan fasilitas, dan seterusnya.

Potret buram kondisi sosial ini, tentu sangat memprihatinkan. Sebab, bagaimana mungkin, Indonesia yang termasyur dengan negeri yang syarat akan kesuburan tanahnya, penduduknya yang mayoritas muslim, justru ’bangga’ dengan menggantungkan hidup pada orang lain. Dan tentu saja, gaya hidup macam ini sangat bertentangan dengan ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Islam mengajarkan konsep memberi, bukan meminta. ”Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah,” demikianlah sabda Rasulullah, yang artinya kita diperintahkan untuk membumikan konsep memberi, bukan meminta-minta.

Ancaman Allah

Dalam hal penciptaan makhluk, Allah telah menjadikan mereka dengan berpasang-pasangan. Ada malam dan siang, pria dan wanita, jantan dan betina, dan begitu seterusnya, termasuk adanya si kaya dan si miskin. Terhadap mereka yang benar-benar terpuruk masalah ekonomi yang memaksa mereka harus meminta-minta, maka Islam memberi lampu hijau bagi mereka, dengan catatan tidak menjadikannya sebagai profesi hidup.

Diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Qabiishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram.”

Jelas sudah bahwa pada dasarnya hukum meminta-minta tanpa landasan udzur yang telah dijelaskan di atas, merupakan perbuatan yang dilarang. Meskipun demikian, jangan sampai, karena alasan kita masuk dalam salah satu dari ketiga kategori tersebut, dengan seenaknya kita jadikan sebagai hujjah untuk melegalkan meminta-minta sebagai profesi hidup. Ingat, bagaimanapun alasannya, hakekat meminta-minta adalah perilaku yang akan mencederai kehormatan diri. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.” (HR. Tirmidzi)

Selanjutnya, terhadap mereka yang menjadikan meminta-minta sebagai wasilah untuk memperkaya diri, bukan karena kebutuhan yang mendesak, maka Allah telah mengingatkan dengan peringatan yang tegas, melalui perantara lisan Rasulnya, “Siapa saja di antara kalian senantiasa meminta-minta, nanti ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (H.R. Bukhari, Muslim)

Dalam sabdanya yang lain yang diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api; sehingga terserah padanya apakah cukup dengan sedikit saja atau akan memperbanyaknya.” (HR. Muslim).

Berusaha dan Berkarakter Kaya


Dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh Abdullah bin Zubair dijelaskan bahwa mencari kayu di hutan, kemudian menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, itu merupakan perkara yang jauh lebih mulia daripada harus meminta-minta. Hadits tersebut mengajarkan agar kita tidak mudah untuk menggantungkan hidup kepada orang lain. Tapi sejatinya, pola macam ini belumlah cukup untuk mencegah diri dari meminta-minta, dan itu bisa kita saksikan di tengah-tengah masyarakat kita saat ini, sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas.

Memiliki karakter orang kaya, juga merupakan suatu yang sangat penting dalam menanggulangi kasus ini. Orang kaya dalam kontek ini, bukanlah mereka yang memiliki segudang emas dua puluh empat karat. Sekalipun mereka memiliki itu semua, tetapi ketika kekikiran menyelimuti diri, dahaga akan harta semakin membahana, maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang miskin. Hakikat orang kaya adalah orang yang mampu memberi, bukan mereka yang gemar menumpuk dan menumpuk harta, ”Tidak disebut kaya karena banyak hartanya, tetapi yang disebut kaya (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karakter macam inilah yang dibangun oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, sehingga tidak mudah bagi mereka untuk menengadahkan tangan, meminta-meminta bantuan orang lain, sekalipun mereka dalam kesusahan. Abdurrahman bin Auf adalah salah satu contohnya. Memang, beliau adalah termasuk salah satu sahabat yang kaya raya. Namun perlu diperhatikan, ketika beliau berhijrah ke Madinah, kekayaan yang dimilikinya ditinggal di Mekkah. Setibanya beliau di Madinah, kemudian Rasulullah mempersaudarakannya dengan salah satu sahabat Anshor, Sa’ad bin Ar-Rabi’. Ketika itulah terlihat betapa Abdurrahman termasuk tipe orang yang tidak ingin merepotkan orang lain dengan cara menerima segala apa yang ditawarkan kepadanya.

Saat itu, sahabat Anshor tersebut memberinya tawaran agar ia (Abdurrahman) sudi menerima sebagian harta yang ia miliki, termasuk salah satu istrinya, apabila Abdurrahman berkenan. Namun apa yang dilakukan oleh sahabat mulia ini, beliau menolak dengan halus, dan meminta agar ditunjukkan pasar. Dengan kemahirannya dalam berniaga, akhirnya beliau mampu memperoleh apa yang pernah ia rasakan sebelum berhijrah, yaitu harta yang berlimpah ruah. Perilaku yang tidak jauh berbeda, juga ditunjukkan oleh para sahabat muhajirin lainnya, ketika memperoleh tawaran bantuan dari saudara-saudara mereka, sahabat-sahabat Anshar.

Karenanya, menanamkan konsep bahwa ”tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah”, setelah memiliki jiwa wirausaha, merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam meninggalkan kebiasaan meminta-minta. Wallahu ’Alam Bis-Shawab