REPUBLIKA.CO.ID, Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia,
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), akan menandatangani nota
kesepahaman dengan Vatikan pada akhir tahun ini, menurut salah seorang
pejabat organisasi.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin kepada VOA
mengatakan nota kesepahaman ini bertujuan untuk mengintensifkan dialog
antar agama khususnya Islam dan Katolik, dan juga melakukan aksi
kemanusiaan secara bersama. Selain itu, penandatanganan nota kesepahaman
(MoU) tersebut perlu dilakukan karena kedua agama ini terdapat
ketegangan bersifat historis.
“Mungkin karena kedua agama ini bersifat misionaris, ada ajaran
dakwah dalam Islam, ada ajaran misi dalam Kristen. Nah, kalau itu
dilaksanakan tanpa saling pengertian seperti penyiaran agama,
pembangunan rumah ibadat memang sangat potensial menimbulkan ketegangan
terutama dipicu oleh kecemburuan sosial dan juga kecemburuan ekonomi.
Nah, masalah ini harus kita hadapi bersama-sama,” ujar Din baru-baru
ini.
“Oleh karena itu para elite agama, ormas-ormas keagamaan harus punya
wawasan kearifan dan kebijaksanaan untuk dialog. Dan dialog itu haruslah
selalu untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang ada tidak
ditutup-tutupi tetapi harus dibuka untuk diselesaikan,” ujarnya.
Wakil Ketua lembaga hak asasi manusia Setara Institute, Bonar Tigor
Naipospos menyatakan, penandatanganan ini memperlihatkan bahwa
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah mau membuka diri untuk bekerja sama
dengan kelompok agama yang berbeda. Penandatanganan ini, menurut Bonar,
akan berdampak sangat baik untuk kerukunan umat beragama dan juga
menunjukan kepada kelompok intoleran bahwa saling menghargai itu penting
dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar