Semarang - Menurunnya kuota Bahan Bakar Minyak (BBM)
Solar subsidi sebanyak 4% mengakibatkan sejumlah SPBU di wilayah Jawa
Tengah (Jateng) dan DIY mengalami kekosongan pasokan. Hal itu membuat
pihak Pertamina harus melakukan pengendalian alokasi termasuk membatasi
pembelian.
External Relation Pertamina Pemasaran Jateng & DIY
Heppy Wulansari mengatakan pihaknya terpaksa memberi batasan untuk
pembelian solar yaitu Rp 200 ribu atau setara dengan 44 liter solar
subsidi untuk sekali pembelian per orang.
"Pertamina menyarankan
pengelola agar melayani Rp 200 ribu kepada satu pembeli. Boleh membeli
jika sudah habis," kata Heppy saat dihubungi melalui telepon, Senin
(25/3/2013).
Selain itu Pertamina juga melakukan antisipasi
dengan cara pengaturan klaster SPBU di sejumlah SPBU sesuai lokasi
geografisnya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya agar kekosongan
tidak terjadi di beberapa SPBU yang berlokasi dalam satu area.
"Di
Jateng konsumsi Solar memang tinggi karena merupakan jalur lintas
provinsi. Diutamakan wilayah Batang, Kendal, Semarang hingga Rembang,"
ujar Heppy.
Ia menambahkan pihaknya tetap menyediakan solar non
subsidi dan Pertamina Dex untuk alternatif bagi kendaraan bermesin
diesel. Selain itu solar non subsidi juga disediakan dalam kemasan
jerigen berisi 10 liter Solar non subsidi.
"Jika tidak kami lakukan pengendalian, maka kuota solar subsidi tidak cukup sampai akhir tahun," tegasnya.
Seperti
diketahui, pada pertengahan bulan Maret lalu BPH Migas menetapkan kuota
solar subsidi sebesar 1.878.843 Kilo liter (KL) untuk Jawa Tengah.
Padahal tahun 2012 lalu konsumsi solar subsidi di Jawa Tengah mencapai
1.943.967 KL. Sementara itu konsumsi awal tahun yaitu bulan Januari dan
Februari 2013 lebih tinggi tujuh persen dibanding tahun 2012 di periode
yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar