REPUBLIKA.CO.ID, TAIWAN -- Kini Anda tidak perlu khawatir lagi
menikmati masakan di Taiwan. Sebanyak 16 restoran di sana memperoleh
sertifikat halal yang dikeluarkan biro pariwisata Taiwan yang
menggandeng Asosiasi Muslim Cina.
Pemberlakuan sertifikat halal itu merupakan bagian dari usaha Taiwan menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Ke-16 restoran bersertifikat halal itu berlokasi di Taiwan, New Taiwan, Taoyoan, Taichung, Tainan, Hualien dan Taitung.
Kini, jumlah rumah makan yang mendapat sertifikat halal atau rumah makan yang menyediakan makanan untuk kaum Muslim mencapai 31.
Berbagai rumah makan itu tidak menyediakan makanan mengandung daging babi atau anggur karena dilarang berdasarkan hukum Islam. Rumah makan bersertifikat halal tersebut hanya menawarkan berbagai makanan India, Thailand, Turki dan Mesir.
Wakil Direktur Jenderal Biro Pariwisata Taiwan, Liu Hsi-lin, mengatakan kunci untuk membangun pariwisata Taiwan adalah menunjukkan rasa hormat pada kebutuhan yang beragam ini.
Untuk menarik lebih banyak turis dari negara-negara, seperti Malaysia, Indonesia dan Singapura, ujar Liu, penting menciptakan lingkungan yang ramah bagi mereka dan "membuat mereka betah".
"Wisatawan Muslim bagian penting dari pasar travel global," kata Liu.
Pemberlakuan sertifikat halal itu merupakan bagian dari usaha Taiwan menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Ke-16 restoran bersertifikat halal itu berlokasi di Taiwan, New Taiwan, Taoyoan, Taichung, Tainan, Hualien dan Taitung.
Kini, jumlah rumah makan yang mendapat sertifikat halal atau rumah makan yang menyediakan makanan untuk kaum Muslim mencapai 31.
Berbagai rumah makan itu tidak menyediakan makanan mengandung daging babi atau anggur karena dilarang berdasarkan hukum Islam. Rumah makan bersertifikat halal tersebut hanya menawarkan berbagai makanan India, Thailand, Turki dan Mesir.
Wakil Direktur Jenderal Biro Pariwisata Taiwan, Liu Hsi-lin, mengatakan kunci untuk membangun pariwisata Taiwan adalah menunjukkan rasa hormat pada kebutuhan yang beragam ini.
Untuk menarik lebih banyak turis dari negara-negara, seperti Malaysia, Indonesia dan Singapura, ujar Liu, penting menciptakan lingkungan yang ramah bagi mereka dan "membuat mereka betah".
"Wisatawan Muslim bagian penting dari pasar travel global," kata Liu.
0 komentar:
Posting Komentar