Kamis, 31 Mei 2012

Mengerikan...Ditemukan AIDS Jenis Baru yang Menular Melalui Gigitan Serangga

Ipotnews – HIV/AIDS menjadi penyakit nomor satu dunia yang paling mematikan. Human immunodeficiency virus atau HIV merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga menjadi lemah saat melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

Belum tuntas para ahli menemukan formula untuk mengobati penyakit tersebut, di Amerika Latin muncul penyakit AIDS jenis baru yang diduga dapat ditularkan melalui serangga.

Masa inkubasi penyakit ini relatif cukup panjang. Para ahli tengah meneliti penyakit AIDS jenis baru itu, yang disebut-sebut dapat menular melalui gigitan serangga.

Chagas, demikian nama penyakit itu, seperti dilansir laman Dailymail, Rabu (30/5). Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi (T. cruzi) yang tetap aktif dalam tubuh manusia hingga 30 tahun. Parasit itu dapat menyerang tiba-tiba dengan cara menghentikan degup jantung atau menghancurkan usus penderitanya.

Yang menjadi kerisauan banyak kalangan di Amerika Latin adalah penyakit misterius itu dapat menular dengan mudah, hanya lewat gigitan binatang kecil, vinchuca atau kissing bug. Serangga tersebut biasanya menggigit manusia saat tidur.

Parasit itu oleh media massa setempat, disebut sebagai silent killer, pasalnya, korban jarang menunjukkan gelaja telah terinfeksi.

Sejumlah ahli penyakit tropis dari Baylor College of Medicine di Houston, Amerika Serikat, memaparkan dalam jurnal PLoS Neglected Tropical Disease, bahwa penyebaran chagas menyerupai penyebaran awal HIV/AIDS.

“Seperti AIDS, penyakit chagas memiliki waktu inkubasi yang panjang dan sulit, atau tidak mungkin disembuhkan. Chagas menginfeksi hingga delapan juta orang di bebagai belahan Bumi, sebagian besar di Bolivia, Meksiko, Kolumbia dan Amerika Tengah,” ungkap pakar vaksin dan penyakit tropis di Baylor College of Medicine, Peter J Hotez.

Namun, lanjutnya, lebih dari 300 ribu pasien yang terinfeksi chagas bermukim di Amerika Serikat. Mereka kebanyakan para imigran. Seperti AIDS, penyakit itu juga dapat ditularkan ibu kepada anaknya, melalui transfusi darah.

Kondisi pasien pasca terinfeksi chagas di antaranya mengalami pembengkakan jantung atau usus, sebelum akhirnya behenti berfungsi. Pada tingkat yang lebih parah, organ-organ itu meledak hingga menyebakan kematian mendadak.

Para ahli meyakini, chagas pulalah yang telah membunuh Charles Darwin setelah digigit serangga di Amerika Selatan.

Untuk sementara, penyembuhan pasien yang terinfeksi chagas harus meminum obat keras selama tiga bulan, dan hanya manjur jika penyakit ini terdeteksi sejak dini.

Obat chagas memang belum semahal obat untuk menahan rasa sakit penderita AIDS.  Tetapi di negara miskin pasokannya mengalami kekurangan. Karena identik dengan penyakit kaum miskin, tidak banyak perusahaan yang mau berinvestasi untuk menemukan jenis pengobatan baru.

“Penyakit chagas sangat berkaitan dengan stigma miskin di masyarakat. Kebanyakan korbannya adalah imigran yang sulit mendapatkan akses perawatan medis. Inilah yang membuat chagas cepat menyebar,” pungkas Hotez. (Vina)

0 komentar:

Posting Komentar