Ipotnews – HIV/AIDS menjadi penyakit nomor satu dunia yang paling mematikan. Human immunodeficiency virus
atau HIV merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus
ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga menjadi lemah
saat melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh
akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
Belum tuntas para ahli menemukan formula untuk mengobati penyakit
tersebut, di Amerika Latin muncul penyakit AIDS jenis baru yang diduga
dapat ditularkan melalui serangga.
Masa inkubasi penyakit ini relatif cukup panjang. Para ahli tengah
meneliti penyakit AIDS jenis baru itu, yang disebut-sebut dapat menular
melalui gigitan serangga.
Chagas, demikian nama penyakit itu, seperti dilansir laman Dailymail,
Rabu (30/5). Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi (T.
cruzi) yang tetap aktif dalam tubuh manusia hingga 30 tahun. Parasit
itu dapat menyerang tiba-tiba dengan cara menghentikan degup jantung
atau menghancurkan usus penderitanya.
Yang menjadi kerisauan banyak kalangan di Amerika Latin adalah penyakit
misterius itu dapat menular dengan mudah, hanya lewat gigitan binatang
kecil, vinchuca atau kissing bug. Serangga tersebut biasanya menggigit manusia saat tidur.
Parasit itu oleh media massa setempat, disebut sebagai silent killer, pasalnya, korban jarang menunjukkan gelaja telah terinfeksi.
Sejumlah ahli penyakit tropis dari Baylor College of Medicine di
Houston, Amerika Serikat, memaparkan dalam jurnal PLoS Neglected
Tropical Disease, bahwa penyebaran chagas menyerupai penyebaran awal HIV/AIDS.
“Seperti AIDS, penyakit chagas memiliki waktu inkubasi yang panjang dan sulit, atau tidak mungkin disembuhkan. Chagas
menginfeksi hingga delapan juta orang di bebagai belahan Bumi, sebagian
besar di Bolivia, Meksiko, Kolumbia dan Amerika Tengah,” ungkap pakar
vaksin dan penyakit tropis di Baylor College of Medicine, Peter J Hotez.
Namun, lanjutnya, lebih dari 300 ribu pasien yang terinfeksi chagas
bermukim di Amerika Serikat. Mereka kebanyakan para imigran. Seperti
AIDS, penyakit itu juga dapat ditularkan ibu kepada anaknya, melalui
transfusi darah.
Kondisi pasien pasca terinfeksi chagas di antaranya mengalami
pembengkakan jantung atau usus, sebelum akhirnya behenti berfungsi. Pada
tingkat yang lebih parah, organ-organ itu meledak hingga menyebakan
kematian mendadak.
Para ahli meyakini, chagas pulalah yang telah membunuh Charles Darwin setelah digigit serangga di Amerika Selatan.
Untuk sementara, penyembuhan pasien yang terinfeksi chagas harus meminum obat keras selama tiga bulan, dan hanya manjur jika penyakit ini terdeteksi sejak dini.
Obat chagas memang belum semahal obat untuk menahan rasa sakit
penderita AIDS. Tetapi di negara miskin pasokannya mengalami
kekurangan. Karena identik dengan penyakit kaum miskin, tidak banyak
perusahaan yang mau berinvestasi untuk menemukan jenis pengobatan baru.
“Penyakit chagas sangat berkaitan dengan stigma miskin di
masyarakat. Kebanyakan korbannya adalah imigran yang sulit mendapatkan
akses perawatan medis. Inilah yang membuat chagas cepat menyebar,” pungkas Hotez. (Vina)
0 komentar:
Posting Komentar