Kamis, 31 Mei 2012

Asia Bisa Selamatkan Dunia Dari Ancaman “Resesi Ganda”

Ipotnews - Ekonomi Asia, termasuk China, mempunyai cukup kemampuan untuk mendorong ekonomi dunia keluar dari resesi jika terjadi resesi ganda secara global.

Menurut Anthony Chan, ahli strategi surat berharga negara Asia dari AllianceBernstein, negara-negara Asia masih memiliki ruang untuk menstimulasi ekonominya ketika ekonomi global menyurut sebagaimana terjadi pada krisis finansial 2008.

"Dari sisi kebijakan moneter, kami pikir bank sentral di kawasan Asia masih mempunyai ruang untuk memangkas tingkat suku bunga dan menstimulasi perekonomian mereka karena suku bunga riil masih tinggi," kata Chan seperti dikutip cnbc.com. "Saat ini tingkat bunga riil di luar China berada di kisaran 0,5 hingga 1,2 persen, namun kami perkirakan tekanan disinflasi terus berlanjut, dan akan mendorong peningkatan fleksibilitas kebijakan negara-negara di seluruh kawasan," imbuhnya.

Menurut perhitungan AllianceBernstein, bunga pinjaman riil berjangka setahun di China sebesar 3,16 persen. Sedangkan bunga pinjaman riil di Indonesia 1,25 persen, dan Malaysia 0,95 persen.

Chan mengatakan, beberapa negara Asia, terutama China, Singapura, dan Korea Selatan, mempunyai kemampuan fiskal sebagaimana halnya stimulus moneter. "Defisit anggaran China hanya 1 persen terhadap PDB 2011, sehingga memberikan banyak ruang untuk meluncurkan 'kebijakan fiskal proaktif' dengan mengacu pada pernyataan Beijing belum lama ini," ujar Chan.

"Dengan kondisi bahwa China masih menghadapi jalan yang cukup panjang untuk mencapai tingkat perekonomian yang mapan, kami pikir masih ada banyak ruang bagi pemerintah untuk meningkatkan permintaan melalui proyek-proyek besar investasi baru 'jalur cepat' jika diperlukan," Chan menambahkan.

Kendati demikian Chan mengingatkan bahwa negara-negara China tidak mempunyai sumber daya fiskal dan moneter sebesar kemampuan mereka selama krisis 2008. "Sebagian besar ekonomi Asia pada beberapa tahun ini, memiliki leverage yang lebih tinggi dibanding 2008, dengan kenaikan signifikan pada rasio pinjaman terhadap PDB," katanya.

"Posisi fiskal sebagian besar negara Asia jauh lebih buruk dibanding sebelum kebangkrutan Lehman Brothers 2008. Hanya Hongkong dan Singapura yang bisa mengharapkan dapat menikmati surplus anggaran pada 2012."

0 komentar:

Posting Komentar