Jakarta - Kekuatan ekonomi dunia perlahan akan bergeser
dari barat ke timur. Indonesia ingin ikut menjadi negara yang memiliki
perekonomian kuat, dibutuhkan jumlah pengusaha yang besar untuk bisa
memperkuat ekonomi.
Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam pernyataannya yang dikutip, Sabtu (15/12/2012).
"Kita
harus siapkan mental menjadi bangsa yang kuat. Oleh sebab itu, pahami
konsep syukur. Kita dorong sarjana-sarjana kita untuk menjadi lebih
baik. Kita melihat diperlukan jutaan enterpreneur (wirausaha) yang hebat
untuk meneruskan perekonomian," kata Hatta dalam acara 'Pengembangan
UMKM dan enterpreneurship' di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Sukabumi, Sabtu (15/12/2012).
Dikatakan Hatta, mulai 2015 ekonomi
di ASEAN bakal terintegrasi, persaingan makin ketat. "Tiga tahun adalah
waktu yang tidak lama lagi, sarjana sarjana ini harus mempersiapkan
diri," jelas Hatta.
Pemerintah, ujar Hatta, saat ini terus
mendorong perkembangan wirausaha di kalangan anak muda. Apalagi, 50%
penduduk Inodnesia adalah kaum usia muda yang harus dilatih menjadi
wirausaha andal sehingga bisa memajukan perekonomian.
"Kita
bayangkan saja, tahun 2030 terjadi pergantian pusat perekonomian,
Indonesia mempunyai penduduk muda yang banyak dengan usia produktif,
tentu penduduk muda ini tidak dibiarkan menganggur begitu saja, justru
penduduk muda ini yang akan menjadi tonggak perekonomian kita," tutur
Hatta.
Dia juga mengatakan, bagi sarjana-sarjana yang baru lulus
hendaknya sebelum mencari pekerjaan lebih mempersiapkan bekal berupa
skills oriented seperti penggunaan teknologi agar nanti ke depan bisa
bersaing.
Sebelumnya, Pengusaha senior Ciputra mengatakan
Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausahawan. Saat ini, jumlah
wirausahawan di Indonesia belum mencapai 1% dari total jumlah penduduk.
Menurut Ciputra, pengembangan wirausaha di Indonesia perlu didukung dengan sistem pendidikan yang baik. Jiwa wirausaha, lanjut
Ciputra,
harus ditanamkan sejak masa kanak-kanak. Karena tak banyak lulusan
sebuah sekolah tinggi atau universitas hanya menganggur dan tidak
produktif.
"Tiap tahun tamat universitas 800 ribu orang, semua
diajarkan untuk mencari kerja. Universitas Ciputra menghasilkan
pengusaha, sebelum lulus dia sudah punya usaha. Universitas itu jangan
menjadi sumber pengangguran, tapi sumber tenaga kerja," tuturnya.
Dikatakan
Ciputra, membangun jiwa untuk menjadi seorang wirausaha itu adalah hal
yang wajib. Jika tidak, penduduk Indonesia hanya akan menjadi penonton
saja, terlebih saat menghadapi Asian Economic Community pada tahun 2015
nanti.
"Kita harus jadi entrepreneur, kalau nggak kita kalah
bersaing. Kita hanya akan jadi penonton pengusaha-pengusaha besar.
Pengusaha besar nanti makin banyak," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar