Connecticut - Dengan keji, Adam Lanza menghabisi nyawa
20 anak-anak yang sedang belajar di SD Sandy Hook, Connecticut, Amerika
Serikat (AS). Anak-anak lainnya yang berada di sekolah yang sama saat
kejadian, pun menjadi saksi mata atas kekejian pemuda berusia 20 tahun
tersebut.
Anak-anak yang bersekolah di SD Sandy Hook rata-rata
berusia 5-10 tahun. Bagi anak-anak dengan usia tersebut, aksi penembakan
semacam itu tentu menimbulkan trauma mendalam.
Seperti dilansir news.com.au,
Sabtu (15/12/2012), anak-anak korban selamat menceritakan pengalaman
mengerikan mereka. Vanessa Bajraliu yang berusia 9 tahun dan duduk di
kelas 4 SD mengaku mendengar suara tembakan dari kelasnya.
"Saya
melihat ada polisi - banyak sekali polisi di lorong sekolah dengan
membawa senjata. Polisi membawa kami keluar sekolah. Kami diminta saling
bergandengan tangan dan menutup mata kami. Kami baru membuka mata
ketika sudah ada di luar," tutur Vanessa.
Kakak laki-laki
Vanessa, Mergim Bajraliu (17) yang kebetulan bersekolah di SMA Newtown
yang tidak jauh dari SD Sandy Hook, juga mengaku mendengar tembakan.
Mergim langsung bergegas ke sekolah adiknya dan dia pun melihat seorang
siswa perempuan digotong keluar dengan kondisi luka parah. Seorang anak
lainnya bahkan berdarah di bagian wajah.
Mergim langsung mencari adiknya dan membawa pulang sang adik dari lokasi.
Alexis
Wasik (8) yang duduk di kelas 3 SD, menuturkan polisi memeriksa seluruh
orang yang ada di dalam sekolah sebelum membawa mereka keluar. "Kami
harus berjalan bersama-sama," terang gadis kecil ini.
Sedangkan
Brendan Murray (9) yang juga duduk di kelas 4 SD, mengakui dirinya
bersama di ruang olahraga bersama dengan seluruh teman sekelasnya dan
sang guru. Dia mengaku mendengar banyak suara tembakan. Menurut Murray,
sang guru memasukkan murid-muridnya ke dalam sebuah gudang kecil dan
mereka bersembunyi di sana selama 15 sebelum polisi menemukan mereka dan
meminta mereka keluar gedung.
"Banyak yang menangis," ucapnya.
Seorang
murid laki-laki lainnya menceritakan bagaimana dirinya nyaris terkena
peluru sebelum sang guru menariknya ke dalam ruang kelas. "Suaranya
seperti orang sedang menendang pintu," ucap si anak menjelaskan suara
tembakan yang didengarnya.
Tidak jauh berbeda, seorang murid
bernama Sofia Lebinski (8) mengaku sangat ketakutan saat penembakan
terjadi. "Semua orang gemetar," tuturnya. Menurut Sofia, begitu suara
tembakan terdengar, gurunya yang bernama Martin langsung mengunci ruang
kelas dan menelepon polisi.
Di sisi lain, para orangtua murid
yang mendengar kabar mengerikan tersebut langsung berbondong-bondong
datang ke sekolah. Mereka panik dan khawatir dengan anak-anak mereka
yang bersekolah di sekolah tersebut.
Seorang orangtua
menceritakan kisah putranya yang berusia 6 tahun, melihat aksi pelaku
menembak seorang guru. "Saat itulah ketika putra saya menarik sejumlah
temannya dan berlari keluar. Dia sangat berani. Dia bahkan menunggu
teman-temannya," ucap Robert Licata.
Menurut Licata, si pelaku tidak mengucapkan sepatah katapun saat beraksi.
Sementara
itu, pemandangan tak terduga dilihat oleh seorang murid bernama Philip
(10). Menurut sang ibu, Melissa Makris, putranya melihat sesosok tubuh
manusia ditutupi selimut ketika dia berusaha lari keluar sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar