Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, meminta masyarakat tidak reaktif jika akhirnya 3.059 dokumen Kedubes AS di Jakarta dibuka secara gamblang oleh situs ‘peniup peluit’ Wikileaks. Namun, hal itu agak sulit dihindari jika informasi yang dibocorkan benar-benar ekstrim.
“Tapi agak gawat juga kalau informasinya partai tertentu menerima bantuan dari AS,” kata Priyo, yang merupakan pimpinan DPR bidang Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, saat dihubungi detikcom per telepon, Minggu (5/12/2010).
Priyo pun tidak meragukan informasi Wikileaks yang sudah membuka rahasia penting peristiwa-peristiwa dunia yang melibatkan AS. Sebabnya, informasi tersebut sedianya memang ditujukan untuk kalangan internal pemerintah AS.
Lebih lanjut Priyo menilai, ratusan ribu kawat diplomatik yang dibocorkan situs, yang didirikan Julian Assange, itu menunjukkan tabiat asli AS.
“Ini menunjukkan tabiat asli AS yang suka mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan menanamkan benih-benih ketidaksenangan negara lain, termasuk di Indonesia,” kata Priyo
Priyo melanjutkan, terkuaknya informasi rahasia itu akan memukul balik AS sendiri. “Ibarat menepuk air didulang terpecik ke muka sendiri,” kata politikus Partai Golkar ini.
Seperti diberitakan, 3.059 dokumen dari Jakarta itu semuanya terangkum dalam 10 tema besar. Sepuluh bidang ini ditandai dengan kode khusus yang hanya dipahami para diplomat AS. Kode-kode ini adalah PHUM, KTIP, KCRM, KWMN, SNIG, KFRD, ASEC, PREF, ELAB, dan KMCA. Belum semua kode-kode ini bisa diterjemahkan. Namun beberapa sudah bisa diketahui artinya.
PHUM adalah untuk tema Hak Asasi Manusia. Artinya akan ada kasus-kasus pelanggaran HAM yang akan dibongkar WikiLeaks. Ada juga ELAB yang terkait dengan isu-isu buruh dan tenaga kerja. Sedangkan PREF adalah soal pengungsi.
0 komentar:
Posting Komentar